Apapun itu yang pasti ada yang aneh. Di saat ekspektasi suporter timnas masih sangat tinggi ke STY, justru PSSI yang berbalik badan tidak sejalan dengan suporter.
Di saat dukungan suporter masih menyala, justru dukungan PSSI yang meredup ke STY. Biasanya suporter yang mendesak pelatih untuk diganti. Ini terbalik PSSI yang memecat pelatih, tanpa ada desakan suporter.
Namun apapun itu keputusan sudah diambil PSSI, saatnya merelakan STY untuk pergi. Walau rasa kehilangan terhadap sosok  yang sudah berjasa bagi kemajuan Timnas Indonesia itu, tetap ada.Â
Rasa kehilangan itu mengharu biru di media sosial melalui postingan empati dan terima kasih dari berbagai kalangan, atas dedikasi STY untuk Indonesia. Mulai dari pemain Timnas, hingga suporter militan Ultras Garuda dan La Grande Indonesia.Â
Sebagai suporter, kita tentu berharap yang terbaik bagi Timnas dan persepakbolaan Indonesia. Kita berharap stadion akan tetap bergemuruh, walau tanpa STY memimpin Timnas Garuda.Â
Serta berharap pelatih baru bisa menjawab ekspektasi suporter Garuda. Yakni membawa Timnas senior bisa lolos ke Piala Dunia 2026, lewat kemenangan demi kemenangan.
Sebuah tantangan yang harus bisa dibuktikan oleh pelatih baru Timnas nantinya. Sekaligus bagi PSSI, bahwa keputusan memecat STY tidak keliru.Â
Terima kasih untuk STY atas pencapaian, dedikasi dan kontribusi, untuk Timnas selama ini. Biarlah gemuruh stadion menjadi kenangan indah, bentuk cinta sejati suporter kepada STY. Semoga kedepan sepakbola Indonesia makin jaya dan terus berprestasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H