Entah apa yang ada dalam benak pengurus PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir, untuk buru-buru memecat STY. Dan harus ada pergantian pelatih pasca Piala AFF ?
Apakah PSSI merasa pesimis, bahwa kegagalan di Piala AFF bakal menjadi indikator, STY bakal gagal mengantar Timnas senior lolos ke piala dunia?
Kalau takaran kegagalan itu yang digunakan, tentu tidak relevan. Karena di fase grup, posisi Timnas lagi sedang tidak terpuruk di peringkat bawah. Justru harusnya PSSI bersama STY optimis untuk bisa lolos.
Lagi pula apa tidak rawan melakukan pergantian pelatih di saat kompetisi sedang berjalan. Dimana ada kemungkinan peluang lolos justru berganti dengan kegagalan.
Perbandingannya dapat dilihat pada pergantian pelatih Arab Saudi dari pelatih lana Roberto Mancini ke pelatih baru Herve Renard. Dimana Arab Saudi kalah melawan Indonesia yang berada di peringkat 127 FIFA.
Mengapa Arab Saudi yang langganan piala dunia bisa kalah? bisa jadi karena taktik STY Â lebih unggul. Â Bisa juga karena determinasi permainan pemain timnas yang tinggi. Atau karena pressure atmosfir suporter Indonesia yang begitu kuat.
Atau bisa jadi pemain Arab Saudi belum solid di bawah asuhan pelatih baru Herve Renard. Karena harus beradaptasi dengan skema dan langgam pelatih baru tersebut di tengah kompetisi.
Bukankah sebagai pelatih yang pernah mengalahkan juara dunia Argentina, Herve Renard akan mudah mengalahkan Timnas Indonesia. Terbukti, malah kalah telak dari Timnas yang diasuh oleh STY.
Jadi bukan berarti ganti pelatih, tim akan langsung bisa menang dan menang. Walau sehebat apapun pelatih tersebut. Ini kompetisi level dunia, kekompakan dan kesolidan itu yang utama. Ditambah taktik pelatih yang mumpuni.
Apakah kemenangan atas Arab Saudi ini tidak menjadi bahan evaluasi dari PSSI bahwa STY masih layak dipertahankan? Sebagaimana harapan suporter, agar STY tetap melatih Timnas.