Tongkonan sebagai ikon rumah adat yang dibuat, adalah wujud partisipasi seluruh rumpun keluarga. Baik yang ada di kampung maupun yang berada di perantauan. Dimana saling mendukung finansial, agar pembuatan Tongkonan bisa selesai tepat waktu.
Ternak babi sebagai wujud pemberian dari tamu undangan kepada tuan rumah yang menggelar Mangrara Banua. Dimana ternak babi yang diberikan akan menjadi investasi atau kembali, saat suatu waktu sang pemberi menggelar acara atau pesta adat yang sama.
Adapun gotong royong sebagai spirit kebersamaan dalam setiap acara atau tradisional adat yang terkonversi dalam bentuk dana, tenaga dan juga waktu.
Dimana gotong royong saat Mangrara Banua diawali dari saat pendirian pondok untuk tamu, pemotongan ternak, menjamu undangan, serta pembongkaran pondok.
Tentu upacara Mangrara Banua membutuhkan finansial yang tidak sedikit. Namun keberhasilan acara tersebut tidak lepas dari keterlibatan semua pihak. Â
Terutama dari rumpun keluarga yang saling bahu membahu dan bergotong royong dalam menyiapkan dana, tenaga serta berbagai kebutuhan yang diperlukan dalam upacara tersebut.
Gotong royong yang menjadi budaya masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Toraja pada khususnya, adalah kunci dari sebuah peradaban yang guyub dan egaliter yang harus diwariskan bagi generasi selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H