Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pertaruhan Dialektika Pemindahan IKN, dalam Kontestasi Pilpres

17 Desember 2023   21:37 Diperbarui: 21 Desember 2023   16:20 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapal-kapal yang berlabuh di perairan pelabuhan Tanjung Perak dan Tanjung Priok sangat dominan untuk menunggu bersandar ke dermaga. Bahkan ada kapal yang butuh berhari-hari berlabuh, hanya agar bisa sandar menurunkan atau mengangkut muatan.

Kesibukan yang ada di kedua pelabuhan tersebut adalah bukti disparitas pertumbuhan ekonomi antara Pulau Jawa dengan yang ada di Pulau Sulawesi dan Kalimantan. Apalagi dengan Pulau Maluku, Papua dan Nusa Tenggara.

Belum lagi terkait sarana dan infrastruktur pelabuhan yang sangat memadai dengan ditunjang kawasan ekonomi, semakin menguatkan disparitas dengan sarana pelabuhan yang ada di luar pulau Jawa.

  • Dari fakta lapangan tersebut, maka sulit menampik jika disparitas pertumbuhan ekonomi antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa, memang nyata adanya.

Adanya narasi bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah menggenjot pembangunan sarana dan infrastruktur di luar pulau Jawa, untuk pemerataan ekonomi bukan pemindahan ibukota, sah-sah saja sebagai sebuah dialektika.

Dan itu juga yang sudah dilakukan oleh Pemerintahan Jokowi  saat ini. Lewat pembangunan Indonesia Sentris, melalui berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN) di hampir seluruh wilayah di Indonesia.

Namun demikian pembangunan IKN tetap berjalan, selain karena amanat Undang-undang, juga karena berbagai proyeksi terhadap masa depan Indonesia. Salah satunya menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi antar wilayah.

IKN Peradaban Baru Indonesia

Dialektika soal pemindahan IKN semakin mencuat saat Cawapres Muhaimin Iskandar menyampaikan narasi, bahwa IKN saat ini belum layak ditinggali, karena masih kawasan hutan.

Walaupun disampaikan dalam kapasitas pribadi, namun narasi tersebut terkesan sarkas. Apakah narasi dimaksud menjadi sinyal mempertegas penolakan melanjutkan pemindahan IKN, waktu jua yang akan menjawabnya.

Pemaparan progres pembangunan IKN Nusantara oleh Jubir Otorita IKN di event Kompasianival 2023. Dok Pri
Pemaparan progres pembangunan IKN Nusantara oleh Jubir Otorita IKN di event Kompasianival 2023. Dok Pri

Namun bagi publik yang mengedepankan perasaan, bisa jadi akan menangkap narasi ini secara harafiah. Bahwa kondisi IKN Nusantara saat ini masih berupa kawasan hutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun