Lewat jargon yang simpel, padat namun efektif, dan menyertakan aspek Jokowi didalamnya, ternyata lebih diterima sebagai sebuah konsepsi pokitik yang realistis dan relevan dengan kondisi Indonesia sekarang.
Soal aspek Jokowi yang turut melambungkan elektabikitas Prabowo-Gibran, tentu sebuah keniscayaan. Hal tersebut sebagaimana disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dan Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari dalam dialog di salah satu stasiun TV Nasional.
Bahwa faktor Jokowi effec turut mempengaruhi tingkat elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran. Maka pilihan terhadap konsepsi politik berupa gagasan dan program Indonesia Maju, lebih mendapat tempat di sebagian besar konstituen, berdasarkan pada hasil survei terkini.
Tentu hasil survei belum menjamin kemenangan Capres dalam Pilpres nanti. Namun setidaknya bisa menjadi tolak ukur dan panduan bagi Capres dan tim pemenangan, dalam menghadapi rivalitas konstestasi dengan sisa waktu yang ada Â
Masih panjang waktu untuk menbumikan konsepsi politik kepada konstituen. Masih ada kesempatan untuk mengevaluasi skema pemenangan yang sudah dilakukan.
Terutama dalan meyakinkan konstituen yang berada dalam kelompok "undecided voters" atau swing voters yang masih bimbang menentukan pilihan. Dimana dari hasil survei Litbang Kompas mencapai 28,7 persen.Â
Konfigurasi politik dan elektabilitas bisa saja berubah pada hari pencoblosan nanti. Tergantung siapa Capres yang bisa meyakinkan konstituen, bahwa konsepsi politiknya lebih layak untuk bangsa Indonesia pada lima tahun mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H