1. Optimalisasi potensi destinasi wisata halal
Optimalisasi potensi destinasi pariwisata dinilai sebagai salah satu strategi yang memberi dampak lebih besar terhadap perekonomian pariwisata dan juga menjadi tujuan kebijakan pengembangan pariwisata Halal Indonesia, karena memiliki rasio tertinggi, yaitu 25,2%.
2. Manajemen Industri yang baik
Pergantian antara tata kelola industri yang baik dan tata kelola perusahaan yang baik merupakan kemungkinan lain yang mempengaruhi kebijakan pengembagan pariwisata dan pariwisata halal. tata kelola industri dan tata kelola perusahaan yang baik memerlukan kerja sama antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, media, dan orang-orang yang berpikiran sama untuk bertukar  informasi, berbagi sumber daya, dan menjalankan tugas mereka masing- masing secara komprehensif.
3. Peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan profesional
Opsi ketiga yang mempengaruhi perekonomian pariwisata dan kebijakan pengembangan destinasi pariwisata halal adalah peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan profesional.
4. Kepercayaan publik
Opsi keempat ,kepercayaan masyarakat sangat mempengaruhi tujuan dalam kebijakan pengembangan pariwisata halal yaitu sebesar 19,9%. Mengapa kepercayaan masyarakat menjadi pilihan alternatif tertinggi keempat? Pasalnya, sebagaian besar masyarakat Indonesia yang beragama muslim masih belum mengenal dengan baik tentang hal-hal halal, baik itu dari segi kuliner,minuman, tempat penginapan, pariwisata dan semua aspeknya. Belakangan ketika masyarakat Indonesia menyadari tentang kehalalan produk tersebut, kami meminta pemerintah segera untuk memberikan label halal kepada mereka.
5. Meningkatkan inovasi produk
Meningkatkan inovasi produk menjadi pilihan terpenting bagi industri pariwisata serta tempat wisata terkait dengan pedoman pengembangan pariwisata halal. Dibutuhkan sumber daya manusia yang kreatif untuk meningkatkan inovasi produk.(Budiman et al., 2020)
Potensi dan Peluang Pariwisata Halal di Aceh: