"Hei, memangnya aku picik begitu? Kalau aku begitu, yang namanya Ronny Panggabean pasti tidak bakal berada di seberang meja ini. Berhadapan dengan saya, duduk makan semeja di Borders!"
Saya terbahak. Tiba-tiba merasa memiliki kekuatan dan keberanian untuk menjalin benang merah lebih dari sekadar persahabatan. Saya memang mesti bersikap jujur dengan suara hati saya sendiri. Saya tidak ingin kehilangan momen yang datangnya mungkin sekali dalam seumur hidup ini. Saya tidak ingin melewatkan dan menyia-nyiakan waktu seperti dulu lagi. Sepertinya saya sudah lebih siap, mantap untuk memaparkan isi hati yang belum terungkap sekian tahun.
Malam menangkup di Orchard Road. Rasanya waktu berlalu secepat meteor. Saya ingin terus bersamanya. Membantu menyaput hari-harinya yang kelabu. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H