Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana (6)

21 Maret 2021   07:56 Diperbarui: 23 Maret 2021   11:45 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi novel Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana. (Inprnt.com)

"Coba enyahkan kecengengan kita itu, Bao Ling. Dulu, saya juga seperti kamu. Saya sempat dilemahkan naifnya kekerdilan-kekerdilan hati. Saya bahkan pernah menyesali mengapa harus terlibat di dalam misi kemiliteran ini. Kenapa harus mematuhi kewajiban kenegaraan itu. Bukankah lebih baik kalau saya menuruti perintah ibu saya yang menginginkan saya menikah dan bersuami saja. Bukankah merupakan hal yang menggembirakan kalau memiliki anak-anak yang lucu dan montok. Bukankah hal itu jauh lebih menyenangkan ketimbang harus terlibat dalam perang terkutuk ini? Tapi, pada akhirnya saya sadar. Perasaan-perasaan semacam itu merupakan hal yang sangat manusiawi. Kita tidak boleh larut dalam sentimentil semacam itu."

"Ta-tapi saya...."

"Tegarlah, Bao Ling. Inilah masa-masa suram dalam hidup kita yang mesti dilalui dengan tabah."

"Tapi, saya hanya orang biasa, Mulan."

"Saya pun orang biasa, Bao Ling. Saya bukan manusia yang luar biasa. Pada dasarnya, saya bukan orang yang tahan banting. Saya bukan gadis bermental baja. Saya juga merasakan betapa beratnya beban kita sebagai prajurit wamil. Gemblengan-gemblengan keras di Kamp Utara ini, pada mulanya serasa tak memiliki makna apa-apa selain pembentukan budak perang. Saya juga sempat beranggapan kalau semua yang kita lakukan di sini merupakan kesia-siaan belaka. Kenapa?! Karena kita adalah tameng Yuan! Kenapa?! Karena kita adalah tameng yang notabene merupakan alat perang semata. Tapi, sudahlah. Saya sadar, saya dan kamu, juga sahabat-sahabat kita hanyalah orang biasa yang memiliki banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan sehingga tidak dapat mencerapi makna sesungguhnya di balik apa yang telah kita lakukan selama ini. Kita tidak pernah tulus beraltruisme. Kita terlalu egois dan anani, itu masalahnya. Tapi, bukankah dari kekurangan dan ketidaksempurnaan itu kita dapat belajar supaya kelak menjadi lebih baik dan sempurna? Bukankah kita dapat memetik hikmah dari kekurangan dan ketidaksempurnaan tersebut?"

"Tapi...."

"Lepas dari semua itu, saya sadar ada makna hakiki yang dapat kita peroleh suatu saat. Bukan untuk Yuan, tapi untuk diri kita sendiri. Tahu tidak, Bao Ling. Setiap saya bercermin, saya selalu ingin melihat ada seraut wajah orang yang berguna. Bukannya seraut wajah asing yang tidak mampu menghadapi kenyataan hidup ini. Seraut wajah asing yang lari dari tanggung jawab. Itulah yang memotivasi saya sehingga sampai sekarang masih bertahan sebagai prajurit wamil. Nah, sejujurnya saya pun ingin kamu dapat bercermin. Bercermin untuk melihat seraut wajah yang, suatu saat kelak dapat menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa! Yah, saya ingin melihat Bao Ling yang tangguh!"

Ketika itu Bao Ling tersentak.

Tanpa terasa airmatanya menitik. Diresapinya serentetan kalimat Fa Mulan sebagai sebuah kontemplasi. Sebuah renungan panjang yang pada akhirnya mengubah dirinya menjadi manusia yang terlahir dengan jiwa baru. Memutuskan untuk tetap meneruskan perjuangan membela Kekaisaran Yuan.

Fa Mulan tersenyum.

Lintas kenangan semasa wamil itu melamur dari benaknya bersamaan dengan menguncupnya bibirnya sesaat setelah Chien Po bertanya, dan menggugah semua kisah silam yang sarat dengan kenangan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun