Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana (6)

21 Maret 2021   07:56 Diperbarui: 23 Maret 2021   11:45 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi novel Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana. (Inprnt.com)

"Hal yang banyak menghancurkan dinasti-dinasti pendahulu!" sesal Fa Mulan berkacak pinggang, mengawasi prajurit-prajurit yang masih mengangkuti bongkahan salju. "Rupanya Kaisar Yuan Ren Zhan tidak belajar dari pengalaman sejarah!"

"Makanya orang jahat seperti Jenderal Shan-Yu selalu memanfatkan kesempatan mengail di air keruh!"

"Kalau semua orang memiliki hati sebusuk Jenderal Shan-Yu, entah apa jadinya dengan dunia ini!"

"Dan seandainya saja semua orang memiliki hati sebaik Asisten Fa, betapa damainya dunia yang kacau-balau ini!"

Fa Mulan tersenyum mendengar sanjungan Chien Po. Chien Po merupakan sahabat yang bersahaja. Meskipun tubuhnya sebesar gajah, tetapi hatinya lembut seperti salju. Halus seperti sutra. Dalam masa-masa berat pelatihan militer di Kamp Utara dulu, Chien Po-lah yang paling banyak membantunya. Sumbangsih tenaga besar Chien Po jugalah yang kerap meringankan beban hukumannya lantaran dianggap membangkang perintah atasan, diam-diam Chien Po sering membantunya mengangkati karung-karung pasir ke zona-zona tempur sebagai sanksi hukuman.

Chien Po adalah anak sulung pasangan petani di Yunan. Ia memasuki kehidupan militer sesuai amanat Kaisar Yuan Ren Zhan yang berkuasa di Dinasti Yuan, yang mengharuskan setiap keluarga mewakilkan seorang laki-laki untuk menjalani wajib militer. Selain karena mewakili Keluarga Chien menjalani kewajiban kenegaraan tersebut, ia juga menyimpan dendam lama terhadap Han Chen Tjing, pemimpin pasukan pemberontak Han.

Menurutnya, Han Chen Tjing merupakan musang berbulu domba. Ia menghasut rakyat jelata untuk memberontak terhadap Kekaisaran Yuan. Memaparkan segala kebobrokan pemerintah yang korup dan tiran. Padahal, semua itu merupakan ambiguitas ambisinya yang terselubung untuk menduduki takhta kekaisaran. Ia membodohi rakyat miskin di pedesaan. Juga merampas dan merampok tanah serta harta benda beberapa rakyat jelata melalui kaki-tangannya, Kelompok Topeng Hitam. Keluarga Chien Po termasuk salah satu korban lelaki ambisius tersebut. Sawah ayahnya yang hanya sepetak dirampas untuk dijadikan sangu membentuk sebuah milisi.

Chien Po mendaftarkan dirinya sebagai prajurit di Kamp Utara tepat bersamaan dengan Fa Mulan, Yao, dan Bao Ling. Karenanya, mereka bagai pinang yang dibelah empat. Masing-masing bahu membahu menjalani kerasnya kehidupan di barak militer dalam suka maupun duka, dengan karakter dan kepribadian yang berbeda-beda.

Di dalam Kamp Utara, selain Shang Weng, Fa Mulan-lah yang kerap dianggap sebagai pemimpin para prajurit. Ia mewakili para prajurit menyampaikan gagasan, juga kritikan yang dianggap merugikan mereka. Selain karena cerdas dan gigih, Fa Mulan juga dianggap jujur menyikapi suatu masalah. Ia arif menyelesaikan persoalan tanpa menimbulkan bentrok fisik di antara para prajurit. Ia juga sangat berani mengungkapkan kebobrokan dan penyimpangan beberapa pejabat militer di Kamp Utara.

Lantaran sikap kritisnya itulah maka Fa Mulan selalu berselisih paham dengan beberapa atase militer. Bahkan, beberapa kali pula ia berduel dengan Shang Weng karena silang pendapat. Fa Mulan sama sekali tidak takut dieliminasi dari kemiliteran, atau menjalani serangkaian hukuman yang tidak ringan karena dianggap indisipliner, membangkang perintah atasan.

"Kapan bala bantuan itu tiba, Asisten Fa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun