Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Legenda Hantu Prajurit Belanda

8 Maret 2021   23:47 Diperbarui: 9 Maret 2021   00:01 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerpen Legenda Hantu Prajurit Belanda. (pinterest.com/cchiker1970)

Alam desa masih membuainya. Kesederhanaan yang mengakrabinya empat hari belakangan ini membersitkan secuil rasa damai. Tidak ada pikuk metropolis yang senantiasa mengirimkan atmosfer penat. Di sini segalanya beda. Ia merasa lebih dekat dengan mahakarya Sang Khalik.

Lingga masih menyertainya di pematang. Di sana ia menceritakan percakapan wanita pemilik rumah mereka menginap dengan seorang lelaki yang direkanya, mungkin kerabat dari jauh ibu tiri Lingga itu.

"Aku tidak percaya!"

"Jangan takabur, Ling! Kamu bisa kualat kalau kebetulan hantu-hantu itu mendengarmu!"

Pertentangannya dengan Lingga sampai pada titik debat. Fragmentasi yang tertunda. Akumulasi dari persaingan mereka di sekolah. Ia nomor satu atau Lingga nomor dua. Begitu pula sebaliknya.

"Orang kampung memang begitu. Masih percaya takhayul."

"Pasti ada sebabnya kalau mereka meyakini sampai ke level legenda."

"Hihihi. Kamu cocok jadi cerpenis khusus kisah seram!"

"Kamu...."

"Sorry, bukannya aku ngeledek. Di zaman mutakhir ini, kamu yang makan sekolahan masih percaya hantu?!"

"Bukan masalah percaya atau tidaknya! Tapi, mana bisa ada asap kalau tidak ada api!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun