Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Biru dari Leiden

23 Februari 2021   00:02 Diperbarui: 23 Februari 2021   01:09 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerpen Surat Biru dari Leiden. (gis.edu.mv)

What can I do?!

Setiap hari aku hanya menangis dan menangis. Airmataku sudah kering karenanya. Bertahan seminggu lagi rasanya aku bisa gila. Help me please, Heidy! Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi. Aku sudah dipasung dalam pranata ciptaannya sendiri. Dia berkuasa penuh atas hidupku!

Aku rindu masa-masa kuliah kita dulu, Heidy. Aku rindu kenangan kampus kita di Leiden. Sayang masa remajaku tercoreng oleh pergaulan salah arah. Sehingga terjerumus dalam benang merah perkawinan yang suram ini. Aku menyesal. Kalau dilahirkan kembali, aku ingin menjadi wanita biasa dengan cita-cita sederhana. Tidak lagi mengharap segebung gunung emas dengan konsekuensi menyakitkan seperti ini.

Heh, suratku ini seperti sinetron saja ya? Semoga kamu tidak bosan membacanya. Aku harap balasanmu. Segera. Sebelum aku mati karena bunuh diri! Hehehe. Just kidding!

Bye.

Mauren Rakasiwi

***

Leiden, 30 Juli 2003

"Bagaimana kuliahmu?"

"Baik."

"Ada masalah selama di Leiden?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun