What can I do?!
Setiap hari aku hanya menangis dan menangis. Airmataku sudah kering karenanya. Bertahan seminggu lagi rasanya aku bisa gila. Help me please, Heidy! Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi. Aku sudah dipasung dalam pranata ciptaannya sendiri. Dia berkuasa penuh atas hidupku!
Aku rindu masa-masa kuliah kita dulu, Heidy. Aku rindu kenangan kampus kita di Leiden. Sayang masa remajaku tercoreng oleh pergaulan salah arah. Sehingga terjerumus dalam benang merah perkawinan yang suram ini. Aku menyesal. Kalau dilahirkan kembali, aku ingin menjadi wanita biasa dengan cita-cita sederhana. Tidak lagi mengharap segebung gunung emas dengan konsekuensi menyakitkan seperti ini.
Heh, suratku ini seperti sinetron saja ya? Semoga kamu tidak bosan membacanya. Aku harap balasanmu. Segera. Sebelum aku mati karena bunuh diri! Hehehe. Just kidding!
Bye.
Mauren Rakasiwi
***
Leiden, 30 Juli 2003
"Bagaimana kuliahmu?"
"Baik."
"Ada masalah selama di Leiden?"