"Semoga Hyang Widi selalu memberikan berkah kepadamu, Adikku Karna......."
Berlahan Karna memejamkan matanya, napasnya semakin terasa berat.Kini terbayang olehnya wajah Dewa Surya, ayahnya.Dua hari yang lalu sebelum dia bertemu Sri Kresna dan Ibunya, Dewa Surya telah menemuinya untuk menjelaskan silsilah dirinya. Berkat penuturan ayahnyalah ia jadi tahu tentang kebenaran akan kabar angin selama ini yang mengatakan dirinya adalah putra sulung Dewi Kunti, nyata adanya.
"Anakku Karna, dari sejak lahir telah kuwariskan padamu Anting Mustika dan Kotang Kerei Kaswargan. Anting Mustika akan selalu mengingatkanmu bila ada bahaya yang mengancam. Kotang Kerei Kaswargan akan membuatmu kebal terhadap semua jenis senjata. Jangan sampai kedua pusaka tersebut lepas darimu, siapapun yang memintanya".
"Ayahanda, bilamana yang meminta adalah seorang brahmana maka akan hamba berikan walaupun jiwa hamba menjadi taruhannya".
Setelah ayahnya berlalu datanglah pada Karna seorang brahmana tua yang sebenarnya penjelmaan Batara Indra, ayah Arjuna, meminta kedua pusaka pemberian ayahnya. Tanpa menanyakan alasannya dengan ikhlas Karna menyerahkan kedua pusaka tersebut, "Jika Bapa Guru menginginkannya, akan hamba berikan. Tetapi hamba tidak mempunyai kekuatan untuk melepaskannya karena hanya dewa saja yang mampu mengambil pusaka ini dari tubuh hamba".
Dewa Indra begitu terharu dengan keikhlasan Karna.Dilepaskannya kedua pusaka tersebut dari tubuh Karna sambil berkata, "Karna, engkau sungguh berbudi luhur.Pengorbananmu sungguh tiada terkira, kelak tidaklah ada yang mengingatmu sebagai pembela angkara murka".
---------
(Ref: Ensiklopedia Wayang)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H