Fungsi Pengendalian,  pemimpin harus  mampu mengatur aktivitas dari para anggota secara terarah. Pemimpin harus mampu memberi arahan, bimbingan, serta contoh yang baik terhadap anggota. Dalam mewujudkan fungsi pengendalian ini, seorang pemimpin perlu mengadakan kegiatan bimbingan, koordinasi, dan pengawasan.
Dalam banyak kasus, kebanyakan orang ingin menjadi pemimpin untuk menikmati reward sebagai seorang pemimpin. Reward tersebut bisa saja berupa ketenaran, status, kekuasaan, ataupun finansial. Pemimpin yang seperti ini biasanya menghabiskan waktu dan energinya berdasarkan apa yang akan dia dapatkan, bukan apa yang bisa dia berikan untuk orang yang dia pimpin.Â
Pemimpin tipe ini menganggap posisinya harus nyaman sehingga mereka akan mendelegasikan atau mengabaikan peran yang hanya bisa dilakukan oleh seorang pemimpin. Fenomena seperti sudah lama menjadi perhatian para ahli, dan salah satunya adalah Margi Gordon yang mengatakan bahwa leadership tidak melulu dikaitkan dengan kekuasaan (authority).Â
Leadership merupakan kemampuan individu dalam memobilisasi dan melibatkan dirinya dan orang lain untuk meraih cita-cita yang diidealkan bersama. Dalam pandangan lain, leadership bisa juga berarti sebagai kemampuan individu dalam memotivasi dan mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu yang merangkul kepentingan orang-orang yang dipimpinnya. Â
2. Â FHAB Menyusun Rencana
Forum Harmoni Anak Bangsa (FHAB) sebagai wadah  berkumpulkan para tokoh dari 6 (enam) agama dan tokoh masyarakat Jakarta, bercita-cita merangkul warga Jakarta untuk bersama-sama menjaga harmoni beragama dan bermasyarakat dalam bingkai kebangsaan Indonesia pada umumnya dan bingkai kesatuan warga Jakarta pada khususnya.
Dengan  basis pendirian yang berlandaskan persaudaraan, kebersamaan, gotong-royong, serta keadilan social, serta dengan  visi  untuk memperkokoh nilai kebersamaan dan persaudaraan dengan menjunjung persatuan di antara anak bangsa, sehingga mampu menciptakan keharmonisan baik bagi sesama anggota maupun dengan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air di Negara Kesatuan Republik Indonesia, FHAB bertekad mencapai  cita-cita tersebut melalui  konsolidasi internal dengan mengadakan pertemuan para pendiri dan tokoh sebagai langkah untuk menghidupkan kembali aktivitas edukasi dan komunikasi kepada masyarakat melalui peningkatan  kinerja dan perbaikan sistem manajemen organisasi FHAB.
Beberapa catatan penting dalam pertemuan tersebut diantaranya, perlunya untuk terus dikembangkan media edukasi dan komunikasi melalui website; pengembangan kegiatan yang berkaitan dengan pluralitas; pengembangan ekonomi kemasyarakatan; perencanaan pelantikan pengurus baru dan  rencana silaturahmi ke unsur  serta Ormas-ormas lain yang ada di Jakarta. Selain itu, juga juga dilakukan sosialisasi dalam upaya  pengembangan keorganisasian melalui rekruitmen anggota baru.
Inilah beberapa upaya yang  akan dilakukan FHAB dalam rangka melepaskan  dari belenggu kooptasi sifat organisasi yang berlabel Forum. Karena banyak pendapat yang  beranggarapan bahwa sebuah forum hanya sebagai wadah untuk diskusi dari orang-orang yang memiliki minat dan tujuan yang sama.Â
Sementara tuntutan saat ini dan kedepan, forum sangat dibutuhkan tidak hanya sebagai wadah diskusi tapi juga untuk mewujudkan hasil diskusi tersebut dalam tindakan yang nyata bagi kepentingan masyarak yang plural.
Betapa wacana dalam  diskusi kurang memberi greget pada upaya perbaikan lingkungan sosial kemasyarakatan (social circle). Hal tersebut juga mendapat kritik dan atensi dari Socrates seorang filsuf  terkenal yang mengamukakan kata-kata yang sangat bijak dan menginspirasi.