Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Dari Kaki Gunung Pesagi Menembus Pasar Negeri

20 Januari 2022   18:20 Diperbarui: 20 Januari 2022   18:28 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu tidak mudah mendapatkan dokumen-dokumen ini. Perlu dilakukan berbagai perombakan seperti memperbaiki ruang produksi, memperbaiki sanitasi, membuat manual sistem jaminan halal, melengkapi peralatan sesuai CPPOB dan SOP Kobusta yang membutuhkan cukup banyak biaya.

Kobusta Kopi di Liwa Expo | Foto: Mutia
Kobusta Kopi di Liwa Expo | Foto: Mutia

 "Biayanya memang gede, Na, karena harus perbaiki ruang produksi, sanitasi, biar sesuai dengan permintaan BPOM. Banyak deh uangnya keluar buat kebaikan pribadi" ujarnya mengingat proses rombak berbagai ruang untuk memenuhi syarat dari BPOM untuk UMKM yang dijalankannya.

Meski begitu banyaknya dokumen yang telah selesai diurus, tak satupun diikuti "pungli". Seluruh instansi bergerak memberi bantuan tanpa meminta imbalan.

Tak ketinggalan juga dukungan dari sahabat-sahabatnya. Berbagai bentuk dukungan turut kami berikan. Ada yang membeli untuk kebutuhan pribadi, ada juga yang tak sungkan berpromosi di kantornya sendiri.

Pernah satu waktu Mutia memintaku mengulas Kobusta Kopinya. "Gratis aja, Na. Nanti tolong diulas, ya." Pintanya kala itu.

Aku menolak. Meminta link penjualan produknya di marketplace dan memilih pengiriman dengan JNE layanan Reguler, kemudian memesan atas nama pribadi.

Aku paham beratnya merintis usaha dan pentingnya dukungan sekitar agar tetap bertahan di tengah berbagai godaan. Itu sebabnya meski dia kekeuh memberiku gratis, aku berusaha meyakinkan bahwa tidak masalah mengeluarkan sedikit biaya untuk mencicipi kopinya yang mulai tenar itu.

Dari sudut pandangku seorang pelanggan, JNE memang selalu jadi pilihan tiap kali berbelanja di marketplace. Selain karena harganya terjangkau, aku juga telah mengenal kurir JNE yang berlokasi tak jauh dari rumah sehingga meski sedang tidak di rumah, Beliau tahu dimana harus meletakkan pesananku. Cukup koordinasi dengan kalimat "Ka, paketnya di tempat biasa, ya" seperti yang kerap dikirimkan padaku.

Sedang dari sisi UMKM seperti Mutia, ekspedisi ini jadi pilihan karena kinerjanya yang memudahkan pelaku usaha dan terpercaya.

Aku juga dulu sempat menikmati ini, ketika masih berjualan dan pesanan yang masuk membludak, agen JNE datang ke rumah untuk pick up tanpa tambahan biaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun