Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Hadiah dari Mamak

1 Januari 2018   00:27 Diperbarui: 1 Januari 2018   00:32 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hadiah Kedua Dari Mamak -- Nasihat

Kata Mamak, kalau sudah ketemu dengan sesama Batak, "Unang maila marbahasa Batak"yang artinya agar saya tidak malu menggunakan bahasa Batak. Karena bagaimana pun, banyak sekali anak muda yang perlahan mulai melupakan Bahasanya dan berjuang mati-matian untuk menguasai bahasa asing. Atau yang berangkat dari desanya, dan kembali dengan bahasa yang ya kalau istilahnya di kami adalah "marpasir-pasir" hanya demi mendapatkan pengakuan bahwa si perantau itu kini terdengar lebih "Jakarte" alias modern.

Marpasir-pasir merupakan istilah untuk Bahasa berbeda yang digunakan dari Bahasa Ibu namun tidak diucapkan dengan fasih. Misalnya: Cantik BANGET (Jakarta) saat diucapkan menjadi cantik BANGAT (Orang Batak yang sok Kejakarta-jakartaan demi sebutan gaul).

Nasihat ini pulalah yang saya pegang di perantauan. Itu sebabnya, list lagu di hp saya kebanyakan bahasa Batak. Sesekali saya lebih memilih menghabiskan waktu di Pasar Senen, 10% untuk menikmati makanan khas Batak, 90% ketemu dengan orang-orang Batak yang pada umumnya sesama perantau. Rasa-rasanya memang seperti di kampung halaman. Hehehe.

Hadiah ketiga dari Mamak - Ulos

Dua hari sebelum berangkat ke Lampung, tempat perantauan saya yang pertama, Mamak juga menyiapkan ulos. "Ini Kau. Ini Bapak. Ini juga Mamak. Ulos ini, kita. Jangan sampe hilang ya, Nak." Begitu ujarnya yang menjelaskan bahwa ulos tersebut adalah bagian dari adat yang tak boleh untuk dihilangkan atau dilupakan.

Bukan ulos yang cantik, bukan pula seperti ulos-ulos mewah yang harganya selangit. Ini hanya ulos sederharna dari wanita yang luar biasa. Wanita yang selalu mengatakan "Mamak percaya kok kau bisa. Bapakmu apalagi." Ketika bahkan saya sendiri mulai tak lagi percaya pada kemampuan diri saya.

Saya selalu takjub pada Mamak. Tiga kali di masa remaja, saya membuatnya berurai air mata karena kenakalan yang baginya melewati batas hati tegarnya. Belum lagi akan kesalahan-kesalahan kecil lain yang tak dapat kuhitung berapa jumlahnya. Dan hanya dalam hitungan menit, semua sirna. Terlupakan. 

Meski hingga kini ketiganya saya sendiri tak pernah melupakannya sebagai cambuk untuk tidak lagi pernah berpikir apalagi mencoba melakukan kesalahan yang sama sebagaimana yang dulu saya lakukan padanya.

Hadiah untuk Mamak Hasil dari Hadiah dari Mamak

Mungkin tidak akan pernah ada saya yang sekarang jika tanpa dukungan Mamak. Mungkin dulu, saya hanya menjadi seorang wanita yang memilih untuk terus diketiak Mamaknya setamat SMA dan tidak berani untuk membuka tempurung diri lalu keluar dari sana. Mungkin dulu itu akan terjadi jika Mamak saya bukanlah Mamak. Beruntung, Tuhan memilih saya dilahirkan dari rahim wanita yang super hebat seperti Mamak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun