Jadi anak rantau itu, ya enak tidak enak sih. Enak karena memang saya bisa mengekspresikan diri, mandiri tanpa harus bergantung apa-apa pada orang tua, sedikit bisa mulai berikan apa yang orang tua minta pula.Â
Tidak enaknya ya lumayan banyak juga, termasuk harus berjuang sendiri meski keadaan sedang sakit, atau saat hari-hari sedang berada di bawah, atau saat sedang melihat orang lain tertawa bersama orang tua dan meski di keramaian saya bisa merasa sangatttt sepi saat rindu sedang menghampiri.
Tidak enaknya lagi adalah saat ada acara keluarga, pesta. Apalagi kalau orang Batak, acara keluarnganya banyak, engga habis-habis. Nikah? Pesta. Lahiran? Pesta. Tunangan? Pesta? Masuk rumah pertama? Pesta. Pesta terus.
Kalau udah jadi orang tua mungkin ceritanya beda ya karena setiap kali ada kegiatan, orang tua tampak sangat antusias manortor diiringi Tagading Batak. Tapi ya berhubung karena anak muda, acara-acara ini lumayan bikin bingung juga terutama dalam urusan bagi membagi waktu.Â
Belum lagi, kedua orang tua tinggalnya di Sumatera Utara sana. Jadi, pada umumnya, kalau ada acara adat, anak yang berada di domisili terdekatlah yang mewakili orang tua untuk menghadiri kegiatan tersebut.
Hadiah Pertama Dari Mamak -- Kesepakatan Bolos Pesta
Saat ada acara adat bersamaan dengan jam kerja, hehehehe, Mamak memang sangat tepat menjadi partner in crime melalui jaringan telepon.
"Mak, aku kan kerja, Mak. Nanti pulangnya jam 5, trus nanti sampe rumah jam 9 malem, belum lagi makan, Mak. Kalau ijin takut ga dibolehin, Mak. Bagusnya kek mana ya Mak ya?"
"Bilang aja kau ga bisa. Panjang kali ceritamu!"Dalam hati Yihaa, Best Mamak in da world sambil senyum-senyum.
Dan akhirnya beliau sendiri yang maju untuk memberikan penjelasan mengapa anaknya ini tak tampak pada saat acara berlangsung pada pihak keluarga pemilik acara.
Adat memang menjadi salah satu jati diri bagi orang Batak. Mungkin tak hanya kami, bagi setiap suku yang ada di Indonesia, orang tua tentu ingin anak-anaknya terus menjunjung tinggi adat-istiadat yang telah turun temurun dari nenek moyang.