māliki yaumid-dīn
(Pemilik hari pembalasan)
iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn
(Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan)
ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
(Tunjukilah kami jalan yang lurus)
ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn
(yaitu, jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat).
“Jadi, sekarang apa yang mau dijelaskan?” tanya Eyang Uti seolah tak sabar sebelum Ki Komang melanjutkan penjelasannya tentang surat itu.
Penjelasan dari para qori dan qoriah, -- orang yang ahli membaca Alquran dengan lantunan merdu, -- cara membaca surat Al Fatiha itu ada empat cara. Pertama dibaca ketujuh ayatnya sekaligus dalam satu tarikan nafas. Kedua, surat itu dibaca dibagi dua. Dibaca sampai ayat kelima. Lalu, ambil nafas, lanjutan hingga ayar ketujuh. Ketiga, surat dibaca dibagi dua. Yaitu, ayat pertama hingga keenam. Lalu bacaan dilanjutkan hingga akhir surat.
Keempat, dibaca secara keseluruhan ayat per ayat. Setiap ayat dibaca tuntas. Ambil nafas lalu lanjut hingga tuntas.