Kita pun jadi prihatin. Kalangan pendidik masih banyak yang salah menulis nama murid pada ijazah dan rapot. Pokoknya, asal terdengar sama. Misalnya, untuk nama Edy seperti penulis ini, banyak yang ditulis Edi, Edhy, Eddie.Â
Wah, pokoknya tak standar untuk nama yang satu ini. Karena itu, jika seorang anak dipanggil dengan nama itu, dari jauh suaranya terdengar sama tetapi yang dimaksud orangnya tentu lain.
Ini tentu harus menjadi perhatian bersama.
Nah, sekarang ini di berbagai kelurahan di Jakarta tengah digencarkan pendataan penduduk bagi warganya. Terutama perubahan pembuatan KK dan akte kelahiran. Tidak dipungut bayaran. Bahasa kerennya, gratis.
Sayang, sosialisasinya minim. Namun penulis beruntung, melalui WA grup RT, didapati informasi pelayanan (jemput bola) pengurusan KK dan akte kelahiran. Karena itu, penulis anjurkan, luangkan waktu untuk mendatangi dan mengurusnya di kantor kelurahan.Â
KK yang lama perlu diganti dengan KK yang baru. Ciri khas KK yang baru di DKI Jakata adalah tidak lagi ditandatangani bapak atau ibu lurah, tetapi berupa barcode. Yang menandatangi KK adalah Ketua RT dan kepala keluarga. Keren, kan?
Demikian pula untuk akte kelahiran. Bisa diurus secepatnya.
Sementara bagi warga yang memiliki perbedaan nama antara yang tertulis dengan KTP dan Ijazah, bisa diselesaikan di Dukcapil. Di sini bukan mengubah nama pada ijazah, tetapi menyesuaikan nama yang tertera pada KK dan akte kelahiran.
Lalu, apa pentingnya dengan surat kematian bagi anggota keluarga?
Hindari cara fikir bahwa setelah kematian dan jenazah sudah dimakamkan, maka urusan selesai. Tidak demikian.
Surat kematian banyak manfaat dan keperluannya dikemudian hari. Antara lain mencegah data almarhum disalahgunakan. Hal lain, untuk kepentingan data kependudukan, mengurus Ahli Waris, mengurus Pensiunan (bagi pensiunan), mengurus klaim Asuransi.