Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengolah Daging Kurban di Makkah Beda dengan di Kampung Halaman

10 Agustus 2019   21:53 Diperbarui: 10 Agustus 2019   22:14 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi Buhari. Foto | KabarMekkah

Itu yang dilakukan para juru masak di kantor misi haji Indonesia. Tentu saja, daging kurban yang sudah dioleh tadi disajikan kepada seluruh petugas haji. Makan bareng. Nikmat.

Lantas, ada pengalaman menarik penulis ketika ikut berkuran di Ketapang, Cipondoh. Ada yang terlihat unik.  Kegiatan pemotongan hewan kurban dilakukan usai shalat Idul Adha. Para warga yang menyumbangkan hewannya untuk disembelih hadir di lokasi pemotongan hewan. Suasana jalan raya di kawasan itu sedikit lengang karena banyak warga menghadiri lokasi pemotongan hewan. 

Hewan-hewan kurban seperti sapi dan kambing selesai dikuliti. Bulu kambing dan sapi sudah dipisah. Para pekerja sibuk dengan memisahkan potongan-potongan daging, lantas dibungkus untuk secepatnya dibagikan kepada warga kurang mampu.

Warga kurang mampu tak perlu mendatangi lokasi pemotongan hewan untuk mendapatkan daging kurban. Mereka didatangi petugas panitia pemotongan hewan setempat.

Penulis menjumpai di kawasan Haji Koteng, ada panitia pemotongan hewan membentuk tim memasak. Tim ini terdiri dari para ibu rumah tangga. Sekitar 10 - 15 perempuan terlibat dalam kesibukan di dapar umum.

Mereka memasak nasi dan kebutuhan segala lauk pauknya. Termasuk daging kurban yang diperoleh dari panitia setempat. Daging dimasak menjadi sayur sop.

Para pekerja pemotong hewan lantas disuguhi masakan oleh para ibu. Di sini, yang ikut menikmati masakan para ibu tersebut tak terbatas di kalangan pekerja, para orang tua dan ibu-ibu di lingkungan setempat, tetapi juga anak-anak remaja dan bocah usia belasan tahun disertakan makan bersama.

Penulis juga mendapati bahwa yang ikut menikmati makan bersama di lokasi pemotongan hewan itu juga datang dari kalangan warga non-muslim. Semangat pesan kurban tercermin di sini. Kurban bukan hanya membersihkan manusia dari sifat hewani, tetapi juga membangun semangat gotong royong dan kebersamaan antarwarga.

Kegiatan seperti ini sudah lama berlangsung. Sudah jadi tradisi lah, kata seorang warga.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun