Seperti tadi dikemukakan, qisas adalah prinsip hukum di Arab Saudi yang tak bisa diganggu-gugat, sekalipun diintervensi seorang raja.
Dalam hukum ini ada pelajaran bagaimana manusia dipaksa untuk bersabar dan ikhlas. Dalam kondisi apa pun. Bila tak mampu, maka konsekuensinya akan berharapan dengan hukum tanpa pandang bulu.
Seorang perampok yang "kebelet" ingin kaya seketika menyengajakan diri menguras harta seorang pengusaha. Ia kepergok ketika mengambil barang berharga. Karena ketahuan dan ingin menghilangkan jejak, ia membunuh si orang kaya. Pelaku dikenai qisas.
Seorang pembantu rumah tangga karena kesal sering dimarahi lantas membalas dendam dengan cara membunuh sang majikan, juga akan terkena qisas.
Orang mencuri pun bisa dikenai qisas. Potong tangan.
Seandainya para pembunuh di atas sudah memiliki "senjata ampuh" berupa kesabaran dan ikhlas dalam kehidupan ini, maka hukuman qisas dapat dijauhi.
Sabar dan ikhlas sejatinya mudah diucapkan. Dalam praktik, sungguh berat luar biasa. Karena itu, untuk meningkatkan rasa sabar dan ikhlas tadi harus juga dibarengi dengan ibadah berupa amalan lainnya.
Loh, kok bisa merembet lebar?
Iya begitu. Sebab, sabar dan ikhlas itu adalah karunia Allah semata. Namun kita patut berikhtiar menjadi orang penyabar dan iklas. Caranya bagaimana. Sangat sederhana. Selain ibadah rutin seperti shalat lima waktu dan puasa, menghormati orang tua, kita juga harus membangun sulatirahim antarsesama, banyak berzikir kepada Allah.
Namun, realitasnya, Â ada ibadah lain yang sering dilupakan banyak orang untuk menguatkan kekuatan sabar dalam tubuh kita.
Apa itu?