Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perempuan Pontianak Ngidam Kereta Api Hitam

1 Oktober 2018   19:55 Diperbarui: 1 Oktober 2018   20:15 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendapat penjelasan itu, Al Samad gembira. Tapi itu hanya sebentar. Sebab, setelah dipikir, lokasinya jauh. Ongkosnya mahal. Ya, bagi seorang Al Samad yang mengandalkan gaji sebagai seorang penghulu, ya jelas 'kedodoran kantong". Apa lagi mengaku-ngaku dirinya pengulu, ia paling takut. Pasalnya, sebutan miring kepada penghulu masih melakat, sebagai penerima dana gratifikasi.

"Tapi, kalau mau melihat lokomotif saja, mudah. Di Jakarta ada, tempatnya di TMII," sang petugas menjelaskan.

Mendapat penjelasan itu, Al Somad bergegas keluar bersama istri yang tengah mengandung itu. Ia kembali menghibur istrinya sambil bercerita bahwa kereta yang dimaksud ada di TMII. Kembali lagi istrinya nampak gembira. Mukanya tak lagi cemberut. Bahkan mau bercerita, yang katanya ingin naik kereta itu sambil makan roti.

Betul saja, sesampai di TMII di museum KA istrinya mengelus kepala lokomotif dengan lembaran-lembaran tisut. Lantas, lembaran itu dimasukan ke tas.

"Ini akan disimpan. Nanti, kalau anak ini brojol, ngelap ingusnya pakai tisu ini," Al Somad tertawa meski penjelasan istrinya itu sangat irasional.

Dan, kereta api berlokomotif itu bergerak. Berkeliling TMII dengan suara lonceng teng teng teng sepanjang perjalanan. Al Somad merasa puas. Pokoknya, istri gembira. Perempuan memang ingin dimengerti. Itu saja. Titik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun