Tidak ada yang berani melerai atau memisahkan perkelahian pasangan suami-isteri kala bertikai di ruang kerja redaksi. Jangankan melerai, mendekat saja tidak berani.Â
Soalnya, si Jambrut ketika marah dan memukuli isterinya, Ilahiyah, jika diteriaki atau dikomentari orang sekitar makin tambah 'kalap'. Bahkan berpotensi melukai Mpok Ilahiyah yang berperawakan langsing dan cantik.
Berpegang pada pengalaman-pengalaman menyaksikan suami isteri -- Jambrut dan Ilahiyah -- berkelahi, rekan-rekan di ruang redaksi media massa tergolong "wah" itu tidak mau mengambil resiko untuk melerai.Â
Selain dapat merusak hubungan antarpesonal dalam kerja sehari-hari, juga ada perasaan khawatir bagi rekan jurnalis junior jika membuat artikel hasil karyanya dinilai "jeblok" alias kategri C.
Redaktur memang punya kuasa menentukan layak dan tidaknya suatu artikel dapat ditayangkan. Dengan sebutan lain, redaktur punya otoritas atas para jurnalis muda dan masih "bau kencur".Â
Kira-kira, sama dengan kerja redaktur di kompasiana dapat menentukan artikel utama atau pilihan meski selera publik tidak selalu paralel dengan penilaian redaktur.Â
Sesama redaktur bisa jadi punya perbedaan dalam menentukan "kelas" suatu artikel. Meskipun pedoman atau panduan dalam bidang keredaksian sudah ada, subjektivitas masih terasa kental.
Nah, posisi si Jambrut dan Ilahiyah adalah jurnalis senior. Disebut jurnalis senior karena sudah memiliki pengalaman "asam garam" dalam liputan dan bekerja cukup memadai di bidang keredaksian.Â
Selain juga tentunya pendidikan untuk profesi jurnalisnya sangat mendukung. Sejatinya, dalam profesi ini, tak punya garis kuat untuk membedakan jurnalis senior dan junior. Boleh jadi, jurnalis junior jauh lebih pandai dan baik hasil karya jurnalistiknya dibanding para seniornya.
Saya tak bermaksud membicarakan profesi jurnalis panjang lebar di sini. Cukup hal itu sebagai gambaran umum saja terkait dengan pekerja jurnalis yang punya pasangan isteri atau suami bekerja satu kantor.Â
Nikah satu kantor punya nilai "plus" dan "minus". Jika menjumpai suami-isteri kerja satu kantor terkesan "seru". Kadang si Jambrut terlihat dominan ketika marah, tetapi ketika berada di kantin makan bersama nampak terlihat "manja" minta dilayani. Ini ketika hubungan pasangan itu dalam kondisi "tensi rendah".