Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Airlangga dan Kembalinya Jati Diri Golkar

9 Desember 2021   07:48 Diperbarui: 13 Desember 2021   21:25 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat mengikuti Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (5/3/2021). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww. via kompas.com)

Mengikuti jejak Wiranto, Prabowo Subianto keluar dari Partai Golkar dan mendirikan partai Gerakan Indonesia Raya (Gerinda). Pada pemilu 2009, partai Gerinda untuk pertama kalinya mengikuti pemilu dan berhasil lolos parliamentary thershold. 

Di pilpres 2009, Prabowo Subianto mendapat pinangan Megawati Soekarno Putri untuk maju bersama. Namun pasangan ini harus kalah melawan petahan SBY yang kala itu berpasangan dengan Boediono.

Prabowo Subianto, pendiri dan Ketua Umum partai Gerakan Indonesia Raya/ Gerinda (sumber: suara.com)
Prabowo Subianto, pendiri dan Ketua Umum partai Gerakan Indonesia Raya/ Gerinda (sumber: suara.com)

Tidak berhenti sampai di situ, tokoh penting lainnya juga keluar dan mendirikan partai baru. Dia adalah Surya Palo yang mendirikan partai Nasional Demokrat (NasDem). Partai NasDem pertama kali ikut pemilu pada tahun 2014 dan berhasil lolos lolos parliamentary thershold. 

Namun, selama dua kali mengikuti pilpres, partai NasDem belum sekalipun menyertakan kadernya untuk bertarung merebut kursi RI 1 tersebet. Selama dua kali pilpres, partai NasDem mendukung Joko Widodo yang merupakan kader PDI-P.

Surya Palo, pendiri partai Nasional Demokrat/ NasDem (sumber: merdeka.com)
Surya Palo, pendiri partai Nasional Demokrat/ NasDem (sumber: merdeka.com)

Keluarnya beberapa kader tersebut sama sekali tidak mereduksi eksistensi partai Golkar. Sampai saat ini partai Golkar masih mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia. Terbukti partai Golkar masih menjadi partai papan atas di Indonesia.

Menimbang kekuatan Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto

Sempat mengalami turbulensi perpecahan di internal, dengan modal pengalaman partai Golkar akhirnya bisa keluar dari masalah tersebut. 

Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto berjalan tanpa ada dinamika yang berarti. Pasang surut pergantian pimpinan di internal partai Golkar telah menjadikan partai ini menjadi lebih dewasa dan bijaksana.

Terseretnya beberapa kader kedalam pusaran korupsi tidak menumbagkan partai berlambang beringin ini. Benyak daun berguguran, namun dahan dan ranting tetap kokoh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun