Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Airlangga dan Kembalinya Jati Diri Golkar

9 Desember 2021   07:48 Diperbarui: 13 Desember 2021   21:25 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat mengikuti Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (5/3/2021). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww. via kompas.com)

Partai Golongan Karya (Golkar) adalah salah satu partai yang besar di Indonesia. Jejak partai Golkar dalam dinamika serta sejarah politik di Indonesia memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Era orde baru merupakan era keemasan partai Golkar. 

Partai Golkar eksis berdiri sejak Soeharto mengambil alih tampuk kekusaan presiden RI dari Presiden Soekarno. Selama masa orde baru yang dipimpin presiden Soeharto, Golkar secara berturut menjadi the rulling party.

Di masa reformasi partai Golkar pernah sekali memenangi pileg yaitu pileg tahun 2004. Kala itu, partai Golkat meraih suara 24.480.757 (21,58%). Partai Golkar menduduki peringkat tertinggi dengan meraih 128 kursi. Urutan berikutnya disabet Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan angka 109 kursi.

Selama pemilu di era reformasi partai Gorkar selalu bertahan sebagai partai papan. Partai Golkar selalu masuk tiga besar sebagai pemenang pemilu. 

Pemilu pertama di era reformasi terjadi pada tahun 1999. Golkar kala itu diprediksi akan kalah telak namun bertahan pada posisi ke dua dengan perolehan suara Golkar secara nasional sebesar 22,3 persen.

Kejutan datang di pileg tahun 2004, Golkar mampu memenangkan pileg dengan menyumbangkan 128 kursi ke Senayan. Di tahun yang sama Golkar melakukan konvensi untuk menentukan calon presiden dan pertama kali juga presiden dipilih secara langsung. 

Alhasil, konvensi partai Golkar tersebut memenangkan Wiranto yang selanjutnya diusung sebagai calon presiden dari partai Golkar.

Jendral (Purn) Wiranto pendiri partai Hati Nurani Rakyat/ Hanura (sumber: republika.co.id)
Jendral (Purn) Wiranto pendiri partai Hati Nurani Rakyat/ Hanura (sumber: republika.co.id)

Di era reformasi, beberapa tokoh penting Golkar mendirikan partai baru. Salah satunya adalah bekas calon presiden yang pernah diusung Golkar yaitu Wiranto. 

Keluar dari Golkar, Wiranto mendirikan partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Partai Hanura pertama kali mengikuti pemilu di tahun 2009 dan lolos parliamentary thershold.

Mengikuti jejak Wiranto, Prabowo Subianto keluar dari Partai Golkar dan mendirikan partai Gerakan Indonesia Raya (Gerinda). Pada pemilu 2009, partai Gerinda untuk pertama kalinya mengikuti pemilu dan berhasil lolos parliamentary thershold. 

Di pilpres 2009, Prabowo Subianto mendapat pinangan Megawati Soekarno Putri untuk maju bersama. Namun pasangan ini harus kalah melawan petahan SBY yang kala itu berpasangan dengan Boediono.

Prabowo Subianto, pendiri dan Ketua Umum partai Gerakan Indonesia Raya/ Gerinda (sumber: suara.com)
Prabowo Subianto, pendiri dan Ketua Umum partai Gerakan Indonesia Raya/ Gerinda (sumber: suara.com)

Tidak berhenti sampai di situ, tokoh penting lainnya juga keluar dan mendirikan partai baru. Dia adalah Surya Palo yang mendirikan partai Nasional Demokrat (NasDem). Partai NasDem pertama kali ikut pemilu pada tahun 2014 dan berhasil lolos lolos parliamentary thershold. 

Namun, selama dua kali mengikuti pilpres, partai NasDem belum sekalipun menyertakan kadernya untuk bertarung merebut kursi RI 1 tersebet. Selama dua kali pilpres, partai NasDem mendukung Joko Widodo yang merupakan kader PDI-P.

Surya Palo, pendiri partai Nasional Demokrat/ NasDem (sumber: merdeka.com)
Surya Palo, pendiri partai Nasional Demokrat/ NasDem (sumber: merdeka.com)

Keluarnya beberapa kader tersebut sama sekali tidak mereduksi eksistensi partai Golkar. Sampai saat ini partai Golkar masih mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia. Terbukti partai Golkar masih menjadi partai papan atas di Indonesia.

Menimbang kekuatan Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto

Sempat mengalami turbulensi perpecahan di internal, dengan modal pengalaman partai Golkar akhirnya bisa keluar dari masalah tersebut. 

Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto berjalan tanpa ada dinamika yang berarti. Pasang surut pergantian pimpinan di internal partai Golkar telah menjadikan partai ini menjadi lebih dewasa dan bijaksana.

Terseretnya beberapa kader kedalam pusaran korupsi tidak menumbagkan partai berlambang beringin ini. Benyak daun berguguran, namun dahan dan ranting tetap kokoh. 

Beringin seperti tumbuh di musim gugur yang kehilangan banyak daun, namun akan kembali rimbun dimusim penghujan. Itulah ilustrasi yang tepat untuk mendeskripsikan kondisi partai Golkar kini.

Airlangga Hartarto ketua umum partai Golkar (sumber: mediaindonesia.com)
Airlangga Hartarto ketua umum partai Golkar (sumber: mediaindonesia.com)

Di bawah kepemimpin Airlangga Hartarto, Partai Golkar sebenarnya biasa-biasanya. Akan tetapi dinamika dan riak-riak di ekternal cukup bisa terkendali. Kekompakan dalam eksternal partai Golkar ini penting untuk menyambut pileg dan pilpres di 2024.

Bicara pileg dan pilpres 2024, partai Golkar sedang melakukan penjajakan politik. Dengan modal suara 12,31 persen atau memiliki 85 kursi di Senayan, Partai Golkar bisa menjadi partai pendukung utama dalam mengusung calon presiden di pilpres 2024. Sebab, perolehan suara di pileg 2019 sebagai syarat pencalon presiden di pilpres 2024.

Survei dilakukan SMRC pada periode 15-21 September 2021 menujukan elektabilitas partai Golkar mengalan tren kenaikan. 

Hasil survei SMRC menunjukkan jika pemilu diadakan sekarang (saat survei dilakukan), elektabilitas PDIP masih memimpin 22,1%, diikuti Partai Golkar 11,3%, PKB 10%, Gerindra 9,9% Demokrat 8,6%, PKS 6%, dan NasDem 4,2%. Sementara partai-partai lain di bawah 3%, dan yang belum tahu 18,8%.

Survei Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan elektabilitas partai politik tiga besarnya tidak berbeda dengan hasil Pemilu 2019. Pada survei IPO yang dirilis Sabtu (14/8/2021), PDI Perjuangan berada di urutan teratas dengan elektabilitas 19,5 %. Diikuti Partai Golkar 13,8 % dan Gerindra 12,6 %.

Melihat hasil survei tersebut, peluang partai Golkar untuk tetap menjadi partai papan atas terbuka lebar. 

Airlangga Hartarto dalam diam telah mengendalikan riak-riak politik internal yang sekiranya dapat menjadi mala petaka bagi partai. Termasuk dalam mengelolah isu kasus korupsi yang melibatkan para kadernya.

Golkar cukup cerdas dalam mengelolah konflik di internal partai. Di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto Golkar memulai menemukan kembali jati diri yang tidak hanya dekat dengan kekuasan, namun bersama mengelolah pemerintahan secara bijaksana. 

Tentu ukurannya adalah tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah yang juga partai Golkar ikut bergabung dalam koalisi pemeritahan Presiden Joko Widodo.

Airlangga Hartarto dan Kembalinya Jati Diri Golkar

Dalam dua kali pemilu 2014 dan 2019, partai Golkar seperti kehilangan jati dirinya sebagai partai kader. Dua kali pilpres, partai Golkar tidak mengikutsertakan kader terbaiknya untuk maju sebagai calon presiden. 

Pada pilres 2014 partai Golkar bergabung bersama partai Gerinda, PAN, PKS dan PPP mendukung pasangan calon Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Di pilpres 2019, partai Golkar berbalik arah mendukung rival Prabowo Subianto yaitu Joko Widodo.

Partai Golkar memang nyaman dengan kekusaan. Selama 32 tahun berkuasa di bawah presiden Soeharto sepertinya sulit bagi Golkar untuk menjadi oposisi pada skala nasional. Namun, tidak menyertakan kader sendiri dalam perebutan kursi RI 1 memang bukan tradisi Golkar.

Geliat Airlangga Hartarto dalam menjajaki koalisi menuju pilpres 2024 menunjukan tanda-tanda bahwa Golkar akan mencalonkan kadernya sendiri. 

Memang harus seperti itu, mengingat partai Golkar adalah partai besar dan tidak ada lagi calon petahana yang maju di pilpres 2024. Dengan demikian,  semua calon memiliki peluang kemenangan yang sama menuju RI 1.

Mau atau tidak, pilpres 2024 peluang bagi partai Golkar untuk mengusung ketua umumnya Airlangga Hartarto maju menjadi calon presiden. 

Survei elektabilitas tokoh Airlangga Hartarto memang tidak secemerlang elektabilitas partai. Akan tetapi setidaknya Airlangga Hartarto memiliki personal branding yang layak diperhitung untuk menjadi magnet elektoral.

Di atas kertas kemampuan personal Airlangga memang perlu diancungi jempol. Airlangga berhasil menjalankan tugasnya sebagai Mentri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) sampai saat ini dengan sangat baik. Apalagi di saat pandemi covid-19 seperti saat ini, dalam ketenangannya Airlangga berhasil menjaga perekonomian Indonesia tetap stabil.

Sejauh ini, Airlangga tidak mencampuri urusan pekerjaannya sebagai menteri dan jabatannya sebagai ketua umum partai. Kinerja Airlangga dalam membantu Presiden Joko Widodo layak diapresiasi. Airlangga adalah teknokrat sejati yang siap bekerja dalam diam walau pun seringkali dilupakan publik.

Airlangga adalah jati diri partai Golkar itu sendiri. Partai Golkar yang awalnya adalah kelompok teknokrat yang siap berkarya untuk membangun bangsa. Golkar harus mampu melahirkan teknokrat -teknokrat baru di bidang ekonomi, politik, pendidikan maupun kepemimpinan. Teknokrat itu adalah kader-kader partai Golkar itu sendiri.

Airlangga adalah figur teknokrat yang diinginkan oleh Golkar, termasuk sebagian kelompok masyarakat. Peluang Airlangga di pilpres 2024 pun cukup menjanjikan. 

Seiring dengan tingkat polularitas yang semakin meningkat, tentu perlahan tapi pasti elektabilitasnya pun akan terus merangkak naik. Mengingat pula, pilpres masih dua tahun lagi, masih ada waktu untuk mensosialisasi kinerja kerja yang sudah dilaksanakan oleh Airlangga.

Peluang itu di dukung pula dengan figur Airlangga Hartarto yang hampir tidak ada pemberitaan negatif tentang dirinya. 

Sejauh ini, Airlangga luput dari isu-isu serta pemberitaan tentang kasus yang melibatkan dirinya terutama kasus korupsi. Inilah salah satu modal buat Airlangga untuk maju sebagai calon presiden di 2024.

Bagi Golkar sebenarnya tidak sulit membangun koalisi. Partai Golkar setidaknya membutuhkan satu partai papan tengah seperti PKB atau NasDem untuk mengusung calon presiden dan wakil presiden di pilpres 2024. Tinggal saja mengkominikasikan kembali tentang komposisi calon yang ideal untuk mendampingi atau didampingi oleh Airlangga Hartarto.

Pilpres 2024, Golkar tidak bisa hanya sekedar sebgai partai pelengkap. Menang atau kalah, partai Golkar harus punya calon sendiri untuk mengembalikan jati diri partai sebagai partai kader. Golkar akan tetap rimbun walau badai datang silih berganti.

Sekedar intermezo, kata tim sukses di kampung saya, kerja atau tidak golkar pasti ada suara saat pemilu. Hal ini mengingat partai Golkar sudah mendarah daging dalam kehidupan politik masyarakat luas terutama para pemilih lanjut usia. 

Terlepas dari masa lalu yang penuh kontroversi, kini Golkar tampil dengan wajah baru lebih modern. Semoga Golkar tetap menjadi bagian dalan mengisi pembangunan di republik tercinta ini. Semoga!

Sumber Bacaan:

1. Survei SMRC, Elektabilitas Partai Golkar Naik, PDIP dan Gerindra Turun
https://m.mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/438284/survei-smrc-elektabilitas-partai-golkar-naik-pdip-dan-gerindra-turun

2. Survei IPO: PDIP, Golkar, Gerindra 3 Besar, Elektabilitas PAN Salip PKS
https://m.merdeka.com/politik/survei-ipo-pdip-golkar-gerindra-3-besar-elektabilitas-pan-salip-pks.html?page=1

3. Airlangga: Pendidikan Golkar Institute akan Lahirkan Teknokrat-Teknokrat Baru
https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/nasional/2021/07/10/airlangga-pendidikan-golkar-institute-akan-lahirkan-teknokrat-teknokrat-baru

Oleh. Eduardus Fromotius Lebe
(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun