[15] A. Sudiarja, dkk (ed.), Karya Lengkap Driyarkara: Esai-esai Pemikir yang Terlibat penuh dalam Perjuangan Bangsanya, “Buku Kedua: Hominisasi dan Humanisasi”, (Jakarta: Gramedia, 2006), hlm. 358.
[16] Disarikan dari A. Sudiarja, dkk (ed.), Karya Lengkap Driyarkara: Esai-esai Pemikir yang Terlibat penuh dalam Perjuangan Bangsanya, “Buku Kedua: Hominisasi dan Humanisasi”, hlm. 369-370.
[17] Kutipan ini diambil penulis sebagaimana tercantum dalam Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2007), hlm. 18.
[18] Penulis berkaca dari beberapa kisah guru penuh dedikasi di tengah keterbatasan dan impian kesejahteraan yang tak kunjung mendekat. Dikisahkan sosok Lusi Rahmawati, guru kontrak di SDN Gelam I, Desa Karundang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kabupaten Serang, Banten, yang diupah Rp. 300.000 per bulan. Upah itu sesungguhnya hanya bisa menutupi ongkosnya pergi mengajar ke sekolah yang membutuhkan uang sekitar Rp. 288.000 per bulan. Kisah ini dilengkapi dengan beberapa kisah guru berdedikasi lain yang dikisahkan dalam artikel “Hidup Guru yang Terus Pinjam Sana-sini” dalam Kompas Cetak, 26 Juli 2007, hlm. 1-2.
[19] Disampaikan dalam Opini Rhenald Kasali, “Guru Inspiratif”, dalam Kompas Cetak, 29 Agustus 2007.
[20] Disarikan dari sambutan M. Arsjad Rasjid P.M. dalam Pengajar Muda, Indonesia Mengajar (Yogyakarta: Penerbit Bentang, 2011), hlm. xvi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI