Mohon tunggu...
Edo Media
Edo Media Mohon Tunggu... Jurnalis -

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pasca Putusan Presiden Masihkah KPK Bernyali?

20 Februari 2015   07:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:51 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak hanya Bambang dan Samad yang jadi target "kriminalisasi" pasca KPK menetapkan BG tersangka. Kini polisi mencari celah kesalahan penyidik KPK dengan berbagai cara. Polisi mulai mengungkit-ngungkit kepemilikan senjata 21 penyidik KPK sebagai kedaluwarsa. Sebagai sesama aparat penegak hukum yang berorientasi menyelamatkan negara dari kejahatan korupsi, polisi harusnya bekerjasama membantu kerja tim di KPK. Ini justru menganggap KPK adalah orang-orang yang harus dicari kesalahannya.

Aparat polisi sebagai lembaga yang menerbitkan dokumen kepemilikan senjata bukannya membantu penyidik KPK untuk memperbaharui dokumen kepemilikan senjata, namun justru akan menggunakan dokumen kadaluwarsa ini untuk memenjarakan 21 penyidik KPK.

Sungguh lucu dan tragis memang kita menyaksikan sandiwara kasus konflik KPK-Polri. Sangat nampak jelas ada sebuah kekuatan yang memanfaatkan kewenangan polisi untuk mencari celah dan mencari kesalahan orang-orang KPK.

Sehingga ketika KPK lumpuh, harapan publik yang ingin menyanjung Presiden Jokowi sebagai pemimpin visioner dan bersikap tegas terhadap mafia korupsi, kini justru harus gigit jari. Karena putusan Jokowi yang ditunggu-tunggu publik, justru menampilkan kesan Jokowi lebih suka "membuang" pemimpin KPK yang selama ini bekerja keras dalam berjuang memerangi korupsi.

Kami sebagian rakyat Indonesia hanya bisa mengatakan kepada Pak Abraham Samad, Pak Bambang Widjojanto, Pak Novel Baswedan dan beberapa penyidik yang sedang menunggu vonis dari polisi. Terima kasih. Kalian semua telah menorehkan tinta emas dalam perang melawan korupsi.

Jasa-jasa Pak Abraham Samad, Pak Bambang Widjojanto dan para penyidik brilian KPK akan tetap kami kenang sepanjang masa. Memang Bapak-bapak harus berakhir seperti ini, namun sejarah telah mencatat, bahwa KPK semasa dipimpin kalian adalah yang terbaik dalam upaya memerangi dan memberantas korupsi.

Semoga nanti jajaran pimpinan KPK yang baru akan sehebat anda, akan mengikuti jejak anda untuk melawan "tembok besar" yang sulit ditembus bahkan oleh seorang presiden pun. Meskipun karena keberanian anda, ada resiko yang harus dialami. Tapi, dimata publik, anda masih tetap memiliki nama besar sebagai pejuang anti korupsi.

Kini harapan kita tinggal menunggu pejabat sementara KPK yang dipilih Presiden Jokowi. Apakah masih punya visi yang kuat untuk melawan "tembok besar". Atau hanya ingin sekedar menunjukkan KPK masih ada.

Dan kini sejumlah pemilik rekening gendut bisa tersenyum lega melihat matinya pemberantasan korupsi dan keberhasilan uang mereka untuk membeli keadilan di negeri ini.... Semoga tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun