Â
Pesan emak, rasa sayangku saat ini kepada Dewi, serta permintaan Tuan Bestari yang aneh telah membawaku kepada kebimbangan serta kebingungan tak berujung. Saat ini aku juga sedang berada dikondisi antara menyukai Dewi, sekaligus berusaha menahan rasa suka kepada Dewi karena pesan emak yang selalu kuingat. Kemala seorang gadis yang juga tidak kalah menarik yang menurutku selama ini punya hubungan dekat dengan Fithar. Lidahku tetap kelu tanpa aku iyakan atau tidak. Benar-benar otakku seperti berhenti bekerja.
Â
Rasanya aku ingin diberi waktu sebentar saja untuk menenangkan diri. Aku ingin keluar dari situasi ini agar bisa berfikir jernih. Sebagai manusia aku tidak ingin menyakiti perasaan orang yang telah mengundangku dengan cara yang sangat terhormat. Ditambah tawaran yang membuatku justru terkaget-kaget dengan tawaran dari Tuan Bestari.
Â
Apakah ada sesuatu dibalik tawaran tersebut yang tidak kuketahui? Mengapa harus Kemala dan Bukan Dewi? Mengapa aku harus dijamu sedemikian mewah hanya untuk menyampaikan pertanyaan tersebut?. Pada akhirnya aku hanya bisa terdiam seribu bahasa. Kemudian terasa olehku mengantuk yang teramat sangat akibat perut yang telah terisi penuh. Aku diminta untuk beristirahat dikamar yang telah disiapkan terlebih dahulu oleh pelayan yang ada. Fithar, mengantarku ke tempat peraduan termewah yang kulihat selama hidupku untuk mengistirahatkan diri dari segala kepenatan dan kelelahan fisik.
Â
Aku terlelap dalam kesunyian seorang diri dalam kamar yang teramat luas yang diperuntukkan khusus untuk diriku.
Â
Â
Â