Â
Perasaanku mulai tidak enak dan berusaha secepatnya ingin pergi dari hutan mangrove yang lebat itu. Sesegera aku melepas tali perahu, langsung aku melompat ke buritan untuk segera dapat memacu mesin motor. Niatku hanya ingin meninggalkan hutan tersebut secepat dan sesegera mungkin.
Â
Masih sempat kulirik sekitar sungai tempat perahu dayung tuan misterius bertambat sebelumnya. Ternyata, mereka masih disana, sehingga sangat beralasan bagiku untuk kembali memacu gas perahu motorku sekencang mungkin meninggalkan kawasan misteri tersebut. Semua kembali tenang dan sunyi. Tidak ada percakapan sama sekali. Hanya mata-mata ketiga penumpang perahu motor ini selalu kembali memperhatikan hutan dengan tatapan yang sangat tajam. Sepertinya mereka memperhatikan keberadaan sesuatu dibalik kegelapan hutan mangrove yang lebat. Disisi lain, mereka juga seperti menyimpan cerita-cerita misteri yang kisahnya tidak untuk dibagikan kepadaku.
Â
Hari menjelang sore saat kami datang kembali ke tenda Pulau Penyu untuk beristirahat sejenak.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â