Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Mati (10. Polymesoda Erosa di Hutan Mangrove)

30 Januari 2022   15:49 Diperbarui: 30 Januari 2022   15:57 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah pribadi dengan pictsart app

 

 Aliran darahku seolah berhenti mengalir dan inginnya berlari sekencang-kencangnya kebelakang, tetapi kakiku terasa tertancap dalam lumpur hisap yang paling dalam.

 

Apakah yang kulihat ini benar-benar Fithar? tanyaku dalam hati. Fithar terlihat seperti mengobrol akrab dengan tuan misterius tadi. Kembali bulu kudukku berdiri, jantungku berdegup kencang. Kedua pahaku terasa lemas dan terasa sangat berat untuk melangkah.

 

Apa yang sedang dibicarakannya?, dan rencana-rencana apa lagi yang akan dilakukannnya kedepan?, adalah pertanyaan-pertanyaan yang segera terlintas seketika di kepalaku.

 

Fikiranku kembali melayang. Meski tubuhku kaku tetapi otakku terus bekerja keras  untuk mencari hubungan-hubungan dari kejadian aneh yang sebelumnya kualami. Aku masih tidak habis fikir mengapa Fithar dan Dewi saling mengenal dengan keluarga misterius tersebut? Atau apakah mereka ada hubungan keluarga atau baru mengenal sudah langsung akrab satu sama lain?. Tetapi, mengapa mereka seolah seperti tidak mengenal saja, saat bertemu langsung dibawah cahaya temaram rembulan dinihari kemarin. Kemudian bertemu kembali pada pagi yang sangat cerah hari ini? Pertanyaan-pertanyaan tersebut bergantian melintas dikepalaku secara berulang.

 

Tanpa kusadari, tetesan hujan menerobos masuk dari tajuk mangrove yang terlihat seperti payung hijau maha besar jika dilihat dari kejauhan. Hanya hujan rintik-rintik saja, tetapi sepertinya lagi hujan. Ada siluet sinar matahari yang masih terlihat bisa menerobos  sampai ke tanah berlumpur. Tetapi jika dalam waktu yang agak lama, pasti akan membuat basah sekujur tubuh. Aku berinisiatif untuk mengakhiri saja mencari kepah ini sebelum hujan lebih deras mengguyur bumi. Aku bergegas meninggalkan Fithar yang masih asik seperti mengobrolkan sesuatu yang sangat penting.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun