Â
Ditepian sungai ini penuh dengan tanah berlumpur yang sangat lunak, terkadang menyebabkan kaki terperosok masuk sampai dikedalaman setengah meter. Tentunya kita harus memerlukan bantuan seseorang untuk membantu menarik kita agar bisa kembali ke posisi semula sebelum kaki kita terbenam lebih dalam lagi. Tentu diperlukan kesigapan dan kesiapan untuk saling membantu karena sewaktu-waktu kita dapat terbenam kedalam lumpur yang cukup dalam. Salah satu cara menghindari kaki terbenam dilumpur lunak adalah berpegangan di akar-akar pohon mangrove yang menyerupai kaki-kaki yang sangat kokoh.
Â
Akar tunjang pohon mangrove itu menyerupai garputala tak beraturan yang terlihat merata ditepian sungai. Lebih masuk kedalam hutan situasinya agak berbeda. Akar pohon mangrove berubah bentuk seperti tonjolan-tonjolan lutut kaki yang menjulur keatas setinggi 30 sampai dengan 45 sentimeter diatas permukaan tanah.
Â
"Bagaimana caranya bisa mencari kepah semudah itu?" Tanya Kemala tampak heran. Dewi hanya melongo memperhatikan apa yang kukerjakan sejak tadi. Mereka telah melihatku  hanya mengandalkan indera mata untuk mendeteksi keberadaan kepah yang tersembunyi didalam lumpur tersebut. Dengan hanya mencungkil menggunakan pisau saja, aku sudah bisa mendapatkan 7 buah kepah dalam waktu kurang dari 1 menit.
Â
 "Lihat saja mata kepah nya!" Aku menjelaskan sambil mempraktekkannya langsung diatas hamparan tanah lumpur tersebut. Tampak wajah mereka masih kebingungan. Memang tidak mudah dan perlu pengalaman panjang fikirku.
Â
"Jika tidak bisa melihat tanda matanya, goreskan saja ujung senjata pisau tajam ke tanah berlumpur," sambil kucoba kembali mempraktekkannya dilumpur yang terasa lembut.
Â