Keterjutannya memberikan inspirasi menamakan daerah di sekitar putri sebagai Tanah Besemah. Sementara Besemah juga disematkan oleh Atung Bungsu untuk menyebut sungai yang bermuara di Sungai Lematang dan berhulu di Bukit Patah.
Sebenarnya secara geografis, Besemah tidak merujuk teritotial yang tegas berdasarkan kota admnistratif seperti yang ditetapkan oleh pemerintah. Pagar Alam hanya sebagian batasan geografi dimana orang-orang Besemah hidup bermula.
Adapun, tempat tinggal panggung yang mereka huni biasa disebut Ghumah Baghi atau Rumah Baghi, yaitu rumah khas suku Besemah di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Saking uniknya, banyak sekali para peneliti dan arsitektur nusantara yang penasaran mencari tahu bangunan tradisional rumah Baghi ini. Karena, selain tata letaknya yang mengelilingi masjid, kekuatan dan banyak ukiran menarik ini juga menjadi pusat perhatian mereka. Nah, agar tetap terjaga kehadirannya, maka setiap penduduk yang ingin membangun Rumah Baghi mesti laporan terlebih dahulu kepada Jurai Tue atau Juru Kunci.
Tak sekedar sebagai tempat tinggal dan melindungi keluarga dari terik panas dan hujan, Rumah Baghi dibuat atas dasar filosofi yang meliputi pola kehidupan masyarat di tanah Besemah. Mulai dari tata ruang, struktur masyarakat Pelang Kenidai yang mengandung komponen nilai-nilai gotong royong, kekeluargan hingga muatan kualitas akal budi yang menyertai .
Makanya keberadan rumah adat di Pelang Kenidai yang terbut dari kayu itu sudh memposisikan dirinya sebagai media pelestari budaya yang telah berkembang sejak dulu hingga sekarang.
Kalau dilihat secara sepintas, sisi depan atap rumah Baghi mirip dengan rumah gadang, rumah tradisional adat Minangkabau Sumatera Barat. Yakni, memiliki ciri khas dengan atap meruncing bak tanduk kerbau.
Namun yang membedakannya, rumah Baghi yag sudah ada ratusan tahun lalu itu tak terlalu runcing.
Sementara konstruksinya menggunakan pasak yang kerangkanya terhubung dan saling menguatkan. Yang menjadi takjub, saat pemasangan rangka - rangka itu tak menggunakan paku.
Balok dan papan-papannya itu dibuat lubang alur sehingga kondisinya saling mengikat dan mengunci. Rumahpun menjadi semakin kuat dan kokoh.
Makanya, jika diuji kekokohan rumah penuh filosofi ini sunguh tak perlu dipertanyakan lagi. Berbagai penelitian sudah menjelaskan bahwa rumah Baghi memang sudah dipersiapkan untuk tetap berdiri tegar ketika gempa bumi menggoyang tanah.