Mohon tunggu...
edi dimyati
edi dimyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengayuh dengan Hati, Menghadirkan Buku, Mengabarkan Informasi

Bertualang telah menjadi aktivitas favoritnya.Invasi ke gedung tua, menyambangi museum, membelah hutan, menyusup gua, mengarungi lautan, belajar budaya dan bercengkrama dengan denyut aktivitas penduduk desa adalah rangkaian perjalanan yang mengasyikan. Dari sana, biasanya akan banyak menemukan keajaiban baru yang tak pernah diduga. Aktivitas: mengelola perpustakaan masyarakat 'Kampung Buku' di Cibubur, dan membina klub Yoyo bernama YOMA (Yoyo Mania) - Cibubur. Karya Buku : - Panduan Sang Petualang : 47 Museum Jakarta. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2010 - Panduan Sang Petualang : Wisata Kota Tua Jakarta. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2010 - YOYO. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2011 - Yuk, Bertualang ke Museum Jakarta, Penerbit: Grasindo, 2011 - Wisata Pesisir Ciamis Selatan, Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2012 . Youtube : KARGO BACA IG : kargobaca Web : www.kargobaca.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pelang Kenidai, Simbol Persatuan di Tanah Besemah

28 Agustus 2021   06:29 Diperbarui: 4 September 2021   17:33 2044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketenarannya sudah tiba di puncak setelah keberadaannya ditetapkan sebagai kampung adat popular dalam ajang bergengsi Anugerah Pesona Indonesia pada tahun 2020.

Masuk dalam tiga besar bersama dua kampung adat lainnya : Kampung Adat Namata, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur dan Kampung Sarugo, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Perkenalkan, Dusun Pelang Kenidai, Pagar Alam. Desa penuh histori yang masih banyak terdapat bangunan tua itu menyingkirkan ratusan kampung adat lainnya di Indonesia.

Dalam lomba kepariwisataan terbaik dan terbesar di Indonesia, Pelang Kenidai menjadi nomer wahid. Namanyanya pun menjulang bak roket dan semakin beken.

Penasaran dengan kemasyurannya?

Ya, rasa ingin tahu mendalam itu mesti hendak segera dituntaskan. Makanya, saya pun langsung mudik kembali saat mendapat kabar bahwa Desa Pelang Kenidai mendapatkan anugerah yang sangat membanggakan itu.

Sengaja berangkat dari Jakarta, langsung menuju kota kecil luar biasa yang pernah melahirkan belasan Jenderal. Sebelumnya memang sudah sering ke Pagar Alam, namun belum sama sekali singgah di dusun yang dikenal dengan warganya yang santun ini.

Ditemani penduduk asli Pagar Alam, kali pertama bertandang melihat - lihat banyak rumah panggung unik terbuat dari kayu ini sungguh mengagumkan. Berjalan menelusuri desa dan menyapa warga setempat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani kopi.

Berbincang tentang Dusun Pelang Kenidai tak lepas dari sejarah si Pahit Lidah, julukan yang disematkan kepada Serunting, seorang pangeran yang berasal dari Sumatera Selatan.

Serunting diyakani merupakan anak dari seorang raksasa yang bernama Putri Tenggang. Sang pangeran memiliki ilmu gaib mampu mengutuk tanaman dan orang-orang yang dijumpainya. Jika dia sedang iri dengan manusia, mereka akan disumpahi menjadi batu keras. Makanya Serunting sendiri kerap dijuluki si Pahit Lidah.

Seiring waktu, Serunting merasa perlu untuk bertaubat. Ia sadarkan diri bahwa perbuatan menyumpah yang sering ia lakukan adalah sebuah tindakan yang sangat tak terpuji dan merugikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun