Semua hal tentang Rian memang serba perfeks, serba terlihat istimewa di matanya. Rian adalah dosen pembimbing, saat skripsi harus di kejakannya sebagai salah satu persyaratan untuk menyandang title sarjananya, disaat itulah dia mengenal sosok Rian lebih dalam. Waktu berjalan terasa begitu cepat, perkenalan yang begitu singkat itu terasa sangat berkesan baginya, sosok Rian tak tergantikan mengisi kedalaman hatinya, segala tentang Rian terlalu sempurna, hingga tak menyisakan secuilpun rongga di hatinya yang tidak terisi oleh nama Rian.
Namun perasaan itu ditahannya, Rian terlalu dingin untuk hal-hal semacam itu. Perkenalannya dengan Rian hanya di isi dengan urusan skripsi, tak lebih dari itu, meskipun dia sengaja memperlihatkan secara terang-terangan kepada dosen muda pembimbingnya itu bahwa dia suka, Rian tetap menanggapi diam, sekali lagi terlalu dingin untuk bicara tentang perasaan.
Hari-hari perkenalannya dengan Rian pun terhenti ketika skripsinya telah selesai, dan waktupun berlanjut hingga dia lulus dengan pencapaian terbaik, cumlaude. Hinga suatu malam, malam selepas wisuda yang dilakukan tadi pagi, Rian muncul di depan rumahnya. Sosok lelaki yang selalu mengisi hati dan jiwanya itu tiba-tiba hadir dan berdiri di depannya dengan setangkai bunga mawar di tangannya, menjadi subuah malam yang tak akan terlupakan olehnya.
"Selamat ya, maaf tadi aku tidak bisa hadir pada saat wisudamu" kata Rian ketika mereka telah berdua di teras depan rumahnya. "Dan maaf atas kehadiranku yang mendadak tanpa memberitahumu lebih dulu malam ini, ku harap hal ini tidak mengganggu hari bahagiamu ini"
"Tidak apa-apa pak" jawabnya sambil tersenyum bahagia, dan masih memanggil Rian dengan sebutan yang biasa digunakannya di kampus. Diam menggelayuti suasana malam itu.
"Jangan panggil saya pak, panggil saja Rian kan kita tidak sedang di kampus" kata Rian memecah kesunyian.
"Mas aja ya, kualat nanti aku"
"Hehehe, terserah kamulah Dhe, eh kamu kog senyum-senyum begitu sih ada apa"
"Enggak apa-apa mas senang aja, aku senang kamu datang dan dikasih bunga lagi"
"Bisa aja kamu. Namun Dhe kedatanganku malam ini memang sengaja karena aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu"
"Ada apa mas, serius amat, mau nawarin aku kerjaan di proyek ya"