Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kru Suay Mak (25)

13 September 2015   23:20 Diperbarui: 13 September 2015   23:20 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Chon, berhenti! Aku lupa sesuatu!”

“Lupa apa?” teriak Chon tanpa berhenti.

“Ini penting. Berhenti dulu! Kalau tidak berhenti, aku loncat dari motor!” Mirza balas teriak.

Chon menghentikan motor. “Ada apa lagi, sih?”

Mirza turun dari motor, dan langsung lari meninggalkan Chon. Chon terhenyak. “Oi, pai nai?” Chon meneriaki. Mirza lari terus  menuruni perbukitan.

“Terimakasih tumpangannya, brother. Tapi aku tak bisa balik ke Chiang Mai, Bangkok atau Indonesia sekarang. Nut perlu aku. Aku akan cari Nut. Uangmu aku pinjam dulu. Nanti kukembalikan!” Mirza menoleh sesaat. Chon bisa melihat pemuda itu jauh di bawah, suaranya terdengar naik turun ditelan angin.

“Pemuda sinting!” gerutu Chon.

 Ia membelokkan motor ke menuruni perbukitan, mengikuti arah lari Mirza.

“Stop! Stop kataku!” Chon berteriak.

“Nggak akan!”

Mirza membuat gerakan zig-zag dan memilih permukaan tanah yang ia perkirakan tak akan bisa dilewati sepeda motor Chon. Chon enggan mengalah. Ia tetap mengikuti Mirza.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun