“Chon! Kalau kau ikuti aku terus dengan motormu, kau akan meluncur jatuh ke lembah sana. Kamu yang stop di situ kalau mau selamat,” teriak Mirza sekuat tenaga.
Tapi Chon seperti tak mau diingatkan. Ia memacu motor menuruni perbukitan, tak memperdulikan motor itu bergerak seperti perahu diterjang mbak, dan motor itu makin dekat dengan Mirza. Begitu tahu Chon makin dekat, Mirza mengubah arah lari, berbalik ke tanjakan. Chon mengikuti arah Mirza, namun sebuah gundukan membuat ban motor terganjal dan mengolengkan motor. Chon terpental dari mtor sementara motor dengan mesin yang masih menderu meluncur deras ke arah lembah.
Chon sendiri terguling-guling beberapa saat mengikuti dataran miring sebelum akhirnya tubuhnya terhenti oleh batang pohon. Chon tidak bergerak.
Mirza melihat ke bawah.
“Chon, are you alright?” Mirza meneriaki Chon dengan membuat corong dari kedua belah tangan di depan mulurnya.
Tidak ada jawaban dari Chon. Chon meringkuk persis di bawah pohon yang baru saja menghentikan hempasan tubuhnya.
“Uh, sial!” Mirza bergegas menuruni bukit menghampiri Chon. Kini ia kuatir. Ia baru saja bikin masalah baru!
BERSAMBUNG
Nong – panggilan untuk orang yang lebih muda
Pi – panggilan untuk orang yang lebih tua