Mirza mencelupkan kaki ke bak air itu. Kesegaran air pegunungan seperti merambat sampai kepala dan nyeri di luka itu berangsur-angsur sirna.
Biksu memperhatikan setiap gerak-gerik Mirza, dan ia berkata:
“Kau tahu bagaimana kau sampai pada wat ini?” tanya biksu.
“Saya tidak tahu, saya hanya mengikuti kata hati,” kata Mirza.
Biksu tersenyum. “Saya, atas nama Buddha, yang menuntunmu kemari.” Ujar biksu.
Mirza mendongak, masih duduk di tepian bak. “Kenapa saya dituntun sampai kemari?” tanya Mirza.
“Karena kau harus bertemu seseorang di sini. Dialah yang minta saya menuntun kamu kemari,” kata biksu.
“Seseorang? Siapa?” tanya Mirza.
“Berdirilah, keringkan kakimu dan masuklah ke dalam wat. Ia menantimu di sana”
Ragu Mirza berdiri dan menyeka kakinya dengan kedua tangan sampai kering. Perlahan ia melangkah ke wat. Benar, seseorang telah menantinya di dalam wat.
BERSAMBUNG KE SINI