Badil berdiri di depannya. Di kelopak matanya Sofiah melihat genangan air meliputi permukaan bola-mata suaminya.Â
" Sofiah, maafkan suamimu ini. Aku cuma ingin membuat surprise untukmu, tepat di hari ulang tahun pernikahan kita yang keempat belas ini. Sebuah rumah pengganti rumah kontrakan kita yang sempit itu. " mendadak hati Sofiah luruh mendengar penjelasan suaminya. Sebuah perasaan haru sekonyong terasa menyesak didadanya.Â
Tanpa terasa tubuhnya menjadi limbung. Untung tangan suaminya cepat menyambar tubuh yang nyaris terhempas kerumput tepi jalan.Â
Sofiah tersadar dengan kepala yang tertumpu dipangkuan suaminya. Jemarinya menggenggam erat telapak tangan isterinya. Sofiah membalas dengan turut meremas haru genggaman Badil.Â
Matanya berputar menyusur ruang tamu yang cukup luas itu. Pada sofa besar dimana dia terbaring dengan kepala dipangkuan suaminya. Lalu, telinganya menangkap gelak tawa yang berderai di-sekeliling mereka.Â
Kedua anaknya datang menghampiri dan memeluk kedua orangtuanya. Ingin sekali wanita itu mencubit pipinya sekeras mungkin. Tetapi tidak! Ini adalah sebuah kenyataan.Â
Baru saja suaminya berbisik di telinganya " Ini adalah hasil dari pengorbananmu yang selama ini bersedia berhemat. " dan Sofiah cuma bisa memandang wajah suaminya dengan sarat rasa cintanya.Â
Oh Sofi...ternyata hari minggu tak pernah berubah. Tetap menyenangkan untuk dinikmati bersama keluarga kecilmu. Dan Sofiah kembali menangis penuh keharuan dan rasa syukur.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H