Mohon tunggu...
eddy lana
eddy lana Mohon Tunggu... Freelancer - Eddylana

Belajar menjadi tukang pada bidang yg dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surprise

29 Juli 2021   15:40 Diperbarui: 29 Juli 2021   15:52 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, mereka menemukan jalan keluarnya. Mereka memutuskan untuk pindah kontrakan yang lebih kecil dan lebih murah. Sehingga ada tambahan biaya. Tetapi itu tak menjadi persoalan, yang penting si bungsu bisa menikmati pendidikannya.

Sofiah memungut sebuah kaca cermin kecil dari atas meja yang juga kecil disisi tempat tidurnya. Memastikan bahwa di kulit wajahnya tak ada lagi sisa air mata. 

Diruang tamu, terdengar suara mendengung mirip suara kawanan lebah yang sarangnya diganggu. Mungkin ibu dan bapaknya serta kedua adiknya tengah membincangkan sesuatu yang pasti seru. Bisa saja sebuah cerita mirip serial-serial sinetron di televisi. Dan cerita itulah yang kini tengah dirasakan. Sebuah cerita sedih seorang isteri yang dungu. 

Mendadak Sofiah menutupkan handuk kemulutnya. Ada pergerakan hebat di perutnya yang menimbulkan rasa mual berlebihan. Untunglah Sofiah berhasil menekan rasa mual nya, sehingga tak membuatnya muntah. 

Ya Betapa dungunya dia selama ini. Bersedia dibohongi suaminya untuk hidup berhemat. Padahal diam-diam si pintar itu sebenarnya telah menabung guna bisa berpoligamy. Dan Sofiah berpendapat bahwa semua itu adalah akibat kedunguannya, dengan menerima begitu saja konsep berhemat atas usulan si pintar. 

Dini hari tadi, dengan tubuh lunglai masih mengantuk, Sofiah membuka pintu rumah kontrakannya. Beberapa ketukan keras membangunkan tidurnya. 

 Semalam, dia tidur agak larut akibat sebuah sinetron lokal yang memikat dan menarik perhatiannya, sebuah kisah tentang isteri yang di poligamy. Menarik? Ya bagi Sofiah poligamy adalah sesuatu yang sangat dibencinya sebagai seorang isteri. 

Dia terkejut, saat matanya membentur empat sosok tamu yang begitu dikenalnya. Ibu, bapak dan kedua adiknya. 

" Bapak diberitahu oleh seseorang. Dan ketika bapak selidiki dan datang ke rumah yang dimaksud. Tampaknya memang ada sedikit kemeriahan, sebuah tenda telah dibangun didepan rumah itu. " Sofiah menatap bapaknya tajam. Sementara ibunya yang duduk di kursi menggenggam tangan sebelah kanan Sofiah. 

Berita itu seperti halilintar yang menyambar diatas rumah kontrakan mereka. Tak tahan, Sofiah menghamburkan dirinya kedalam kamarnya yang sempit. 

Ditelinga nya terus menggema ucapan bapaknya. " Kau harus tegar Sofiah, sebagai bapak yang pernah mengasuhmu sejak kecil. Bapak tahu kau pasti mampu berdiri tegak, walau berita ini pasti akan menggoncangkan jiwamu. " Saat itu Sofiah cuma merasa heran, apa maksud bapaknya dengan berkata seperti itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun