"Jadi, kamu mau kemana?"
"Aku mau ke rumah tua itu lagi. Ada misteri yang harus kuselidiki di sana."
"Aku ikut!" Teriak aku dan Rudi bersamaan.
"Tapi nanti aja. Sehabis Jumatan. Oke?"
"Oke."
Kulihat Genta sibuk membetulkan pistol yang sekarang ia sembunyikan di balik bajunya. Kurasa orang orang kampung banyak yang mengenalnya. Terlihat dari sapaan penduduk pada Genta setiap kami lewat. Tapi tampaknya tak ada yang tahu kalau Genta adalah seorang polisi. Dia masih menyembunyikan jati dirinya.
*****
"Coba lihat. Rumah yang tadi malam itu ramai sekarang tampak kotor dan sepi." Genta menunjuk rumah tua yang kondisinya  berbeda dengan tadi malam.
"He eh. Aku sudah dua kali melihat hal semacam ini. Seakan halusinasi saja apa yang kita lihat tadi malam." Aku mengucek ngucek mataku yang tak gatal sama sekali.
Genta berjalan mengendap mendekati rumah itu.
"Tak ada orang. Ayo kita ke sana!" Genta mengajak kami memasuki rumah tua itu.