"Percayalah. Wong dia ngomong dengan mata berbinar senang. Lalu dia bilang aku cantik, Ra."
"Semua juga bilang begitu kan?"
"Tapi ini beda, Ra. Dia bilang itu sambil cium pipiku."
"Apa!?!?!?" Aku melonjak dari atas kasur karena terkejut sambil memandang jijik pada temanku yang satu itu.
Lalu Juminten menuju ke cermin dan berlenggak lenggok di depan kaca. Tiba tiba cermin itu retak disegala bagiannya. Cermin pun tak Sudi menerima bayangan Juminten yang terkesan murahan melelang harga dirinya terhadap lelaki yang bukan muhrimnya.
Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁🙏
EcyEcy; Benuo Taka, 1 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H