Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cermin Retak

5 Oktober 2019   21:33 Diperbarui: 5 Oktober 2019   21:45 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Orang kota. Baru aja kenal."

"Aduh biyung.... Kok mau maunya Juminten ini. Nanti kalau diculik, gimana?" Ibunya Juminten jadi gelisah sambil jalan sana sini.

Tak lama kemudian Juminten datang. Tapi jalan kaki. Bukan naik motor. Aku dan ibunya pun jadi bingung. Padahal tadi dia naik motor besar. Sekarang kok malah jalan kaki sendirian.

"Ju... kamu dari mana aja, Nak?" Ibunya bertanya dengan gelisah.

"Abis jalan jalan sama Rara tadi." Sambil mengedipkan matanya ke aku.

"Kamu kok bohong toh, Nduk. Rara loh sudah pulang duluan. Kamu kemana?"

Rupanya Juminten berbohong pada ibunya Karena takut dimarahi. Padahal dia habis jalan jalan sama laki laki baru dikenalnya tadi.

"Mampir dulu di rumah Wati, Bu." 

Juminten menjawab asal saja.
Lalu dia menarik tanganku dan membawaku masuk ke kamarnya. Sesampainya di kamar,  Juminten dengan antusias sekali bercerita panjang lebar tentang lelaki yang baru dikenalnya tadi.

"Ra, kata Roni dia senang bisa ketemu aku di sana."

"Kamu percaya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun