"Orang kota. Baru aja kenal."
"Aduh biyung.... Kok mau maunya Juminten ini. Nanti kalau diculik, gimana?" Ibunya Juminten jadi gelisah sambil jalan sana sini.
Tak lama kemudian Juminten datang. Tapi jalan kaki. Bukan naik motor. Aku dan ibunya pun jadi bingung. Padahal tadi dia naik motor besar. Sekarang kok malah jalan kaki sendirian.
"Ju... kamu dari mana aja, Nak?" Ibunya bertanya dengan gelisah.
"Abis jalan jalan sama Rara tadi." Sambil mengedipkan matanya ke aku.
"Kamu kok bohong toh, Nduk. Rara loh sudah pulang duluan. Kamu kemana?"
Rupanya Juminten berbohong pada ibunya Karena takut dimarahi. Padahal dia habis jalan jalan sama laki laki baru dikenalnya tadi.
"Mampir dulu di rumah Wati, Bu."Â
Juminten menjawab asal saja.
Lalu dia menarik tanganku dan membawaku masuk ke kamarnya. Sesampainya di kamar, Â Juminten dengan antusias sekali bercerita panjang lebar tentang lelaki yang baru dikenalnya tadi.
"Ra, kata Roni dia senang bisa ketemu aku di sana."
"Kamu percaya?"