Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Duh... Aku Mati Rasa

3 Agustus 2019   09:00 Diperbarui: 3 Agustus 2019   09:09 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Mak jleb...
Pertanyaan Nur seketika membuat rona muka Zal berubah. Mungkin Zal masih teringat kutukan istrinya dulu. Tapi itu sebentar saja, begitu detik waktu bergulir, Zal sudah bisa mengatasi rasa itu. Zal santai saja karena sebenarnya kutukan itu sudah di cabut istrinya.  


"Eh... nggak. Malah istriku yang minta aku ke sini. Biar sehat karena olah raga terus katanya." Zal berkelit lagi.


"Mau makan pecel, Bang?"


"Iya. Seperti biasa, punya Babang tamvan yang hotsss, yach!" Zal mulai mendesah  sambil mengerling manja pada Nur.


Bagiku, Nur begitu cantik hari ini. Dibalut setelan kebaya merah yang pas bahkan sedikit kekecilan di bodynya yang berbentuk biola itu, sungguh dia begitu menggoda. Jika aku tak ingat kalau sudah uzur, mungkin aku pun akan tergoda pula dengan kemolekan Nur yang alami dan penuh pesona. 

Tampilannya sempat membuat aku meneguk ludah berkali kali. Pesonanya seperti MSG yang buat mata ketagihan untuk terus memandangnya. Astagfirullah aladzim....


Demi menutupi keberadaannya di dekat Nur, aku dan Zal sengaja duduk membelakangi Nur. Biar tak kelihatan Kurniati, istri Zal jika dia lewat lagi di taman ini. Secara, Kurniati itu begitu hebat. Dia bisa datang tak diundang dan pulang tak diantar. 

Muncul tiba tiba saja ketika Zal gosok gosok rambutnya waktu hasrat lelaki puber keduanya memuncak di ubun ubun kepala. Entahlah, kenapa bisa begitu? Ikatan batin kali, ya.


"Bang, ini pecelnya." Nur menyodorkan dua piring pecel di samping kami. Zal pun mengambil dan langsung membayarnya.


Kebetulan aku belum sarapan pagi, jadi takkan kusia siakan rezeki yang datang dari Tuhan kali ini. Sementara aku lahap makan pecel yang hots tadi, Zal malah berbalik memberikan piring pecelnya pada Nur. Ada apa lagi ini?

"Nur, suapin, dong." Zal meminta dengan manja lalu secepatnya balik badan kembali. Takut kalau ketahuan istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun