Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penulis Itu Sebenarnya Siapa Sih?

7 September 2024   05:36 Diperbarui: 7 September 2024   07:12 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:  penulis menulis (Sumber gambar: kompas.com). 

Penulis merujuk pada orang yang melakukan kegiatan atau pekerjaan menulis. Penulis bisa melahirkan karya fiksi seperti puisi, cerpen, novel, lainnya. Penulis sastra, dulu. lebih dikenal dengan sebutan pengarang atau penyair.

Sementara itu, ada juga penulis yang berkiprah di sektor penulisan nonfiksi, seperti menulis artikel, opini, esai, dan feature. Penulis seperti ini dibilang dengan sebutan 'penulis' saja.

Entah ia menulis karya sastra (fiksi) maupun nonfiksi, kedua-duanya sama-sama menuangkan gagasan atau idenya ke dalam bentuk karya tulis untuk dipublikasikan melalui media sehingga bisa dibaca oleh orang lain.

Kalau demikian halnya, masihkah pembaca merasa belum puas siapa sejatinya yang disebut penulis? Jika masih, mari kita menelusuri dan membongkar  "jeroan"  siapa sebenarnya penulis itu.

Penulis adalah Pengamat yang Baik

Apa yang tampak melalui karya-karya para penulis sebenarnya merupakan hasil dari proses internal yang kompleks. Semua itu dimaksudkan agar buah karya yang dilahirkan memiliki nilai dan bermanfaat bagi pembaca.

Para penulis pada umumnya adalah mereka yang sering melakukan pengamatan terhadap apa yang menjadi titik perhatiannya. Ketika berjalan-jalan ke luar rumah, misalnya,  ia tidak sekadar berjalan ke tujuan, mungkin juga mengamati apa yang terlihat di sepanjang perjalanannya.

Pengamatan atau observasi ini bisa dilakukan secara khusus dan serius, bisa pula sambil lalu saja. Ini sangat tergantung pada topik apa yang menarik baginya. Kalau ada topik yang menggugah hatinya untuk menulis, maka penulis akan mengamati dengan saksama hal-hal yang berkaitan dengan topik yang digarapnya.

Bahkan, bisa terjadi, suatu topik tulisan bisa terlahir dari pengamatan terlebih dahulu yang kemudian memunculkan niat untuk menulis. Dengan demikian, seorang penulis adalah seorang pengamat yang baik.

Penulis adalah Pembaca yang Lahap.

Menyadari kebutuhannya akan materi yang berkenaan dengan rencana tulisannya, maka penulis tidak cukup hanya dengan mengamati atau mengobservasi fakta-fakta empiris di lapangan.

Ia juga mesti memperlengkapi diri dengan pengetahuan dan informasi yang berkesesuaian. Informasi atau pengetahuaan ini akan memperkaya khasanah batinnya yang sekaligus memperkaya  tulisan yang hendak disusunnya.

Penulis yang baik adalah dia yang lahap membaca. Ia benar-benar doyan dalam membaca. Ya, membaca buku-buku yang sesuai dengan bidangnya. Membaca sumber informasi lainnya seperti koran, majalan, dan media online, yang kesemuanya dimaksudkan menambah wawasan terhadap suatu topik.

Kalau ia seorang penulis fiksi, dia tak hanya membaca karya fiksi. Ia juga membaca berbagai karya nonfiksi. Untuk apa? Tiada lain untuk meningaktkan pengetahuannya. Sebaliknya, penulis nonfiksi pun membaca karya fiksi untuk menambah perbendaharaan kata dan kemampuan imajinasinya.

Penulis adalah Pemikir yang Suntuk

Adakah sebuah tulisan yang dibuat tidak berdasarkan hasil pemikiran? Tidak ada, bukan? Maka, orang yang berkarier sebagai penulis adalah mereka yang tergantung pada kemampuan berpikir.

Mereka selalu berpikir mengenai topik apa yang akan ditulis, dari mana sumbernya, bagaimana merangkainya, dan pemikiran sendiri apa yang bisa disumbangkan.

Dengan demikian, penulis adalah pemikir. Ia tidak hanya mengadopsi pemikiran-pemikiran orang lain, juga mengekspresikan pemikiran atau pendapatnya sendiri. Pemikirannya lalu akan memberi warna dan kekhasan tersendiri terhadap karya yang ditulisnya.

Penulis adalah Penulis.

Nah, orang disebut sebagai penulis lantaran adanya hasil karya yang bersangkutan. Tanpa karya, seseorang tak akan dipredikati atau mempredikati diri sebagai penulis. Orang disebut penulis setelah ia berkarya, menghasilkan karya tulis.

Ide-ide yang dimiliki tidak hanya disimpan dalam hati, melainkan diekspresikan ke dalam bentuk tulisan, baik berbentuk karya fiksi maupun noinfiksi. Karya-karyanya itulah yang membawanya disebut sebagai penulis.

Tentu saja penulis yang benar-benar penulis bukanlah penulis yang hanya hadir sekali waktu kemudian hilang dari peredaran dunia penulisan. Penulis yang baik akan memiliki konsistensi dalam berkarya: melahirkan karya-karyanya untuk dikonsumsi masyarakat luas.

Ia pandai memilih waktu menulis. Bisa pada pagi hari, siang hari, sore hari, atau malam hari sebelum tidur. Atau, boleh jadi ia menulis di sembarang waktu, kapan sempatnya, yang penting tetap menulis.

Terkait tempat, bisa jadi ia memilih menulis di rumah saja. Sesekali ia pergi ke kafe atau angkringan, membeli minuman dan makanan kesukaannya dan mulai menulis. Kapan dan di mana penulis menulis tidak menjadi soal. Ini sangat tergantung pada kebiasaan dan nyamannya si penulis dalam bekerja.

Apa kesimpulannya? Penulis sejati adalah pengamat, pembaca, pemikir yang sekaligus penulis. Selamat menjadi penulis sejati.

(I Ketut Suweca, 7 September 2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun