Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mendorong Minat Baca Anak-Anak Dimulai dari Rumah, Bagaimana Peran Orangtua?

27 Juli 2024   07:26 Diperbarui: 28 Juli 2024   04:18 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI: Orangtua mendampingi anak membaca | Shutterstock

Banyak orangtua mengeluh bahwa anak-anak mereka tidak suka membaca. Anak-anak lebih menyukai bermedia sosial atau bermain game di gadget daripada membaca buku atau bahan bacaan berguna lainnya bermedia.

Apakah pembaca termasuk orangtua yang merasa mengalami hal yang sama? Lalu, apa yang bisa kita sebagai orangtua lakukan agar anak-anak di rumah tertarik membaca buku yang sesuai dengan usianya sekaligus mengurangi kebiasaan bermain gadget?

Dimulai Sejak Anak-anak

Artikel sederhana ini akan mengupas mengapa mendorong anak-anak membaca menjadi persoalan yang sulit. Tulisan ini pun akan mencoba memberikan beberapa alternatif sebagai  solusi yang bisa dilakukan agar anak-anak menyukai buku dan memanfaatkan waktu mereka di rumah untuk membaca selain bermain.

Tapi, mengapa anak-anak? Karena anak-anak masih seperti kertas putih (tabula rasa) sehingga lebih mudah diarahkan atau dibimbing daripada telah mereka beranjak dewasa. Jadi, membentuk kebiasaan membaca itu lebih mudah dilakukan sejak anak-anak.

Berikut beberapa cara yang -- berdasarkan pengalaman penulis, bisa dilakukan untuk mendongkrak minat dan kebiasaan membaca pada anak-anak.

Pertama, jelaskan kepada anak manfaat membaca.

Jelaskan,  misalnya, bahwa membaca akan membuat anak menjadi pintar, menjadi orang hebat di kemudian hari. Berikan juga contoh-contoh para tokoh terkenal atau orang lain yang menjadi sukses karena senang membaca pada masa kecilnya.

Pastikan si anak paham bahwa aktivitas membaca banyak menfaatnya bagi peningkatan pengetahuannya dan bahwa pengetahuan itu berkorelasi dengan kecerdasan dan keberhasilan kelak.

Kedua, sediakan buku bacaan yang sesuai.

Orangtua tidak bisa hanya menyuruh anak-anaknya membaca, bahkan harus juga berusaha menyediakan bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan dan usia anak.

Misalnya, anak-anak yang baru belajar membaca, perkenalkan mereka pada bacaan yang didominasi dengan gambar-gambar menarik. Banyak bacaan bergambar dijual di toko buku atau dapat dibeli secara online. Intinya, sesuaikan buku yang disediakan dengan usia, kebutuhan, dan minat si anak.

Ketiga, sediakan perpustakaan keluarga.

Ketersediaan perpustakaan di rumah juga akan mendukung gairah membaca. Orangtua bisa menyediakan satu set perpustakaan dengan buku yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan pada anggota keluarga.

Atau -- jika memungkinkan, boleh juga setiap kamar disediakan perpustakaan sendiri-sendiri. Tak perlu besar agar tidak membuat kamar menjadi sesak. Mungkin bisa dipilih model rak yang ditempel di tembok untuk mengefisienkan penggunaan ruangan. Jadi, pada setiap kamar, termasuk kamar anak, terdapat perpustakaan mini dengan buku-buku yang sesuai dengen kebutuhan dan minat.

Keempat, berikan hadiah buku. 

Apa yang para orangtua sering berikan pada saat anak tercinta berulang tahun? Pakaian barukah? Mainankah? Handphone-kah? Pernahkah orangtua memberi mereka hadiah berupa buku bacaan? Belum?

Kalau belum, kinilah saatnya untuk memulai. Setiap kali anak-anak berulang tahun, ada baiknya dibelikan buku atau majalah anak-anak sebagai hadiah. Sesekali ajak si anak ke toko buku dan berikan kesempatan kepadanya untuk memilih buku yang dsukainya. Orangtua bisa mendampingi dan memberikan pertimbangan untuk memestikan kesesuaian pilihannya.

Sebenarnya ada banyak moment yang bisa dijadikan kesempatan bagi orangtua untuk memberikan hadiah buku kepada anak. Misalnya, saat ia mencapai prestasi tertentu, saat dia berhasil mengerjakan tugas yang cukup rumit atau saat anak melakukan hal yang di luar dugaan sehingga menjadi kejutan bagi orangtua.

Kelima, dampingi anak membaca. 

Sebelum anak-anak benar-benar bisa membaca, seyogianya didampingi. Pilihlah buku-buku yang bergambar yang ada tulisannya atau penjelasannya. Dengan gambar-gambar tersebut, anak-anak akan lebih mudah memahami isi bacaan  seraya mulai mengenal huruf dan angka.

Kalau mereka sudah bisa membaca, katakanlah sudah kelas 2 SD, maka orangtua cukup mendamping sesekali dan mendorongnya untuk terus rajin membaca. Upayakan agar anak selalu dalam kondisi menyukai bacaan. Jaga kondisi ini secara berkelanjutan sehingga menjadi kebiasaan, bahkan menjadi budaya membaca.

Keenam, kurangi distraksi. 

Terkadang ada banyak faktor yang mengganggu fokus anak untuk membaca. Terutama yang terkait dengan lingkungan yang tidak mendukung.

Membuat suasana belajar sedemikian rupa sehingga anak merasa tenang dan nyaman menjadi faktor penting. Sediakan sarana belajar secukupnya, berikut buku-buku yang relevan. Singkirkan hal-hal yang diperkirakan akan bisa membuyarkan konsentrasi anak.

Ketujuh, tentukan waktu membaca. 

Ada baiknya orangtua menentukan waktu membaca sesuai dengan kesepakatan dengan anak. Misalnya, pada sore atau malam hari. Usahakan menepati waktu yang sudah disepakati.

Menetapkan waktu membaca sangatlah penting. Jika ini dilakukan terus-menerus, maka akan menjadi kebiasaan. Setiap kali waktu itu tiba, maka anak akan ingat bahwa saatnya mulai fokus membaca buku. Kebiasaan ini akan membentuk disiplin dan disiplin akan membentuk karakter anak.

Bagi anak-anak yang baru belajar mengenal huruf dan angka, hendaknya waktu membaca dibatasi. Mungkin cukup 30 menit saja setiap harinya. Untuk anak yang sudah mampu membaca, bisa lebih lama. Sebab, jika terlalu lama, anak bisa segera merasa bosan dan ini tidak baik bagi upaya memupuk minat baca pada mereka.

Kedelapan, membawa anak ke perpustakaan. 

Memperkenalkan perpustakaan, bisa menjadi cara menarik minta anak-anak akan buku. Maka, orangtua sesekali bisa membawa anak-anaknya ke perpustakaan terdekat.

Mungkin terdapat perpustakaan yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Bisa berupa perpustakaan milik desa, perpustakaan umum milik pemerintah daerah, atau perpustakaan yang didirikan anggota masyarakat setempat yang dibuka untuk umum.

Kesembilan, jadilah orangtua teladan. 

Ketika para orangtua tengah mendorong anak-anaknya membaca, hendaknya dibuat suasana yang mendukung. Jangan, misalnya, pada saat waktu membaca, orangtua justru menghidupkan televisi atau radio dengan suara keras yang pastinya akan mengganggu konsentrasi anak. Membentuk kebiasaan membaca perlu didukung dengan suasana yang relevan.

Matikan televiasi atau radio dan sejenisnya yang diperkirakan akan memecah fokus anak menjadi pilihan terbaik. Ada baiknya orangtua mendampimngi anak membaca. Atau, memilih turut membaca buku, koran, atau bacaan lainnya. Mengetahui orangtua juga sedang membaca dan suka membaca, anak-anak akan lebih semangat lagi membaca.

Membentuk kebiasaan dan budaya membaca di saat banyak faktor yang memungkinkan terjadinya distraksi, bukanlah pekerjaan mudah. Banyak godaan yang bisa membuat anak meninggalkan bacaannya.  

Kendati demikian, tetap harus ada usaha yang bisa dimulai dari rumah. Jika -- sebagai orangtua, kita benar-benar mengusahakannya, niscaya usaha ini akan membawa anak-anak mencintai buku hingga dewasa nantinya. Akan tumbuh dan berkembang kecerdasaannya karena telah menjadikan buku sebagai sahabat karib sejak dini.

(I Ketut Suweca, 27 Juli 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun