Kalau mereka sudah bisa membaca, katakanlah sudah kelas 2 SD, maka orangtua cukup mendamping sesekali dan mendorongnya untuk terus rajin membaca. Upayakan agar anak selalu dalam kondisi menyukai bacaan. Jaga kondisi ini secara berkelanjutan sehingga menjadi kebiasaan, bahkan menjadi budaya membaca.
Keenam, kurangi distraksi.Â
Terkadang ada banyak faktor yang mengganggu fokus anak untuk membaca. Terutama yang terkait dengan lingkungan yang tidak mendukung.
Membuat suasana belajar sedemikian rupa sehingga anak merasa tenang dan nyaman menjadi faktor penting. Sediakan sarana belajar secukupnya, berikut buku-buku yang relevan. Singkirkan hal-hal yang diperkirakan akan bisa membuyarkan konsentrasi anak.
Ketujuh, tentukan waktu membaca.Â
Ada baiknya orangtua menentukan waktu membaca sesuai dengan kesepakatan dengan anak. Misalnya, pada sore atau malam hari. Usahakan menepati waktu yang sudah disepakati.
Menetapkan waktu membaca sangatlah penting. Jika ini dilakukan terus-menerus, maka akan menjadi kebiasaan. Setiap kali waktu itu tiba, maka anak akan ingat bahwa saatnya mulai fokus membaca buku. Kebiasaan ini akan membentuk disiplin dan disiplin akan membentuk karakter anak.
Bagi anak-anak yang baru belajar mengenal huruf dan angka, hendaknya waktu membaca dibatasi. Mungkin cukup 30 menit saja setiap harinya. Untuk anak yang sudah mampu membaca, bisa lebih lama. Sebab, jika terlalu lama, anak bisa segera merasa bosan dan ini tidak baik bagi upaya memupuk minat baca pada mereka.
Kedelapan, membawa anak ke perpustakaan.Â
Memperkenalkan perpustakaan, bisa menjadi cara menarik minta anak-anak akan buku. Maka, orangtua sesekali bisa membawa anak-anaknya ke perpustakaan terdekat.
Mungkin terdapat perpustakaan yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Bisa berupa perpustakaan milik desa, perpustakaan umum milik pemerintah daerah, atau perpustakaan yang didirikan anggota masyarakat setempat yang dibuka untuk umum.