Terhadapnya ditimpakan stigma: si omdo. Orang yang senangnya omong doang, tapi kerjanya nol besar!
Kelima, sangat emosional.
Orang toksik pada umumnya memiliki temparamen emosional. Ia mudah tersinggung dan kalau sudah tersinggung, akan meledak emosinya.
Persoalan yang kecil dan sederhana bisa menjadi besar di tangannya. Emosinya labil dan cepat sekali tersulut. Orang berkata dengan maksud positif, ia akan menanggapi negatif.
Ia bagai orang yang melihat segala sesuatu dengan menggunakan kacamata buram. Apa yang dilihatnya hanyalah kekurangan pada orang lain. Sikap dan perilaku negatif ini dibawanya ke mana pun ia pergi dan bergaul.
Keenam, suka mengeluh.
Pribadi toksik suka mengeluhkan banyak hal. Bagi orang lain pada umumnya hal yang terjadi sebenarnya biasa dan normal saja, tetapi baginya pantas dikeluhkan.
Jika sedang di jalan, ia akan mengeluhkah perilaku orang lain di jalanan. Jika ada orang menyalip kendaraannya, misalnya, Â ia akan mengeluh bahwa orang tidak mau pelan-pelan. Kalau harus berhenti di lampu lalu-lintas, ia mengeluh bahwa lampu terlalu lama merah.
Di kantor, apa pun yang tidak tersedia, akan dikeluhkannya juga. Bahkan yang sudah ada pun dikeluhkannya, ya, kurang baguslah, kurang banyaklah, dan seterusnya.
Mengeluh baginya bagai lagu yang selalu ingat ia nyanyikan, di mana pun dan kapan pun. Tidak peduli tempat, tak peduli waktu.
Ketujuh, sering ingkar janji.