Mohon tunggu...
Ada Saya
Ada Saya Mohon Tunggu... -

I'am a student of Law Faculty, like writing, cooking, and everything can make all happy

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Putri Kamboja Membuka Mata

23 September 2012   00:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:53 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di Coffe Toffe, aku melihat seseorang berdiri di dekat meja nomer 8. Dari belakang, pria itu tampak gagah. Dia tinggi, rambutnya cepak dengan sedikit aksen jabrik, tidak terlalu kurus juga tidak terlalu gemuk. Yang pasti T-Shirtnya berwarna merah. Dan hanya dia satu-satunya disini yang memakai T-Shirt berkerah warna mereh.

"Permisi...." kataku setengah malu sambil berdiri di belakang pria yang sedang memandang jauh ke luar jendela itu.

"Haikal....." sontak, aku terkejut setelah pria itu membalikan badan. Aku mengenalnya. Sangat-sangat mengenalnya. Dia temanku semasa SMP. Tak banyak berubah dari fisiknya. Hanya saja Haikal yang sekarang lebih berkarisma.

"Duduk yuk..." ajak Haikal sambil menarik kursi untukku. Aku menatapnya. Tak percaya tiga tahun kemudian aku bertemu dengannya di tempat ini.

"Jangan liatin aku kaya gitu dong....." sahut Haikal membuatku tersadar bahwa aku tengah melongo menatapnya.

"Jadi, yang ngirim paketan itu kamu...Oh My God... kenapa benda itu ada di kamu?"

"Jadi, udah berapa lama kamu ninggalin buku catatan itu?" Dasar Haikal ditanya, malah balik tanya.

"Itu kan bukan urusan kamu.... Jadi apa maksudnya kamu nglakuin semua ini?"

"Putri Kamboja, jadi kamu masih nggak ngerti. Aku pikir dengan ini kamu bakal tau maksudku yang sebenarnya. Ternyata kamu masih aja polos kaya dulu ya..... Haaauuufftttt....." Haikal mulai menghela nafas panjang.

"Aku nggak suka dipanggil Putri Kamboja." Kataku ketus.

"Menurutku kamu cocok dipanggil gitu.... Nggak tega juga kalo harus manggil putri kuburan.... hehehe." Lagi-lagi dia tak serius menanggapi kata-kataku sambil menampilkan tawa renyahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun