Kedua, berterima kasih kepada si pencipta fitur Copy Paste yang hampir dipakai oleh semua aplikasi komputer atau aplikasi di medsos.
Berkat jasa penemuannya, kita tidak perlu lagi mengetik kalimat ucapan apapun karena cukup meng-copy dan mem-paste-nya untuk di-forward. Semua jadi praktis, hemat waktu dan tenaga.
Hanya saja, masih ada yang lupa meng-copy ucapan hari raya pada tahun 2023, dan tanpa diubah langsung dikirimkan begitu saja atau lucunya, mengambil milik orang lain bahkan nama pengirim di bawahnya belum diganti saat dikirimkan.
Parahnya, terburu dalam menulis ucapan sampai typo kalimat, "Mohon nafkah lahir dan batin". Unik, kan?!
Ketiga, tebaran baju baru masih saja berseliweran di medsos demi menambah rasa percaya diri saat di hari lebaran dan rasanya, budaya ini akan sulit dicari solusi penanganannya agar tidak boros.
Dalam kasus di atas, terpaksa di keluarga besar kami, saya pesankan kaos seragam untuk semua anggota keluarga dan dipakai saat berlebaran agar semua tidak saling riya' dengan baju barunya.
Juga, daripada beranjang sana-sini sesama keluarga besar dan kerabat, maka diputuskan untuk berkumpul saja pada hari lebaran di salah satu rumah pada hari dan jam yang ditentukan.
Semua itu juga demi efisiensi dana, waktu dan menghindarkan diri dari kemacetan di jalan karena tingkat moving kendaraan untuk silaturahmi sangat tinggi pada hari lebaran dan pasca lebaran.
Keempat, uang saku anak-anak yang melimpah dari hadiah anggota keluarga yang sudah bekerja dan mapan. Rasanya anak-anak seperti mendapat durian runtuh saja.
Selanjutnya, dibutuhkan literasi finansial, yaitu bagaimana mengelola aset dana mereka untuk kebutuhan anak sendiri seperti ditabung, atau disimpan untuk keperluan sekolah mereka.
Jangan mengajari anak-anak untuk berperilaku konsumtif dengan memborong barang-barang yang tidak dibutuhkan seperti smartphone baru padahal sudah memilikinya. Apalagi, 'diinvestasikan' dan dititipkan kepada orang tuanya tanpa ada kejelasan mau dikemanakan uang saku anak tersebut selanjutnya.