keluarga besar serta kerabat.
Hari ini adalah hari ketiga setelah lebaran yang jatuh pada hari Rabu, tanggal 10 April 2024. Meskipun demikian, suasananya masih penuh suka cita dan keceriaan bagi banyak orang karena masih diberi kesempatan bisa berkumpul dengan para anggotaSiapapun berhak dan layak berbahagia di hari lebaran, hari kemenangan bagi kaum muslim karena telah bertempur melawan hawa nafsunya selama satu bulan penuh di bulan Ramadan yang suci.
Baca Juga : Menjawab Pertanyaan Kenapa Salat Idhul Fitri Dilaksanakan di Lapangan
Oleh karena itu, begitu tiba hari " kemenangan" yang ditandai dengan kegiatan salat sunnah Idul fitri sebagai puncaknya, memunculkan dopamin (Hormon yang memicu perasaan bahagia) di dalam tubuh kita semua.
Perasaan haru karena diri kita telah menyelesaikan salah satu perintah dalam rukun Islam, sedih karena Ramadan berlalu dengan cepat, bahagia karena bisa bertemu dengan anggota keluarga serta banyak perasaan lainnya yang bercampur aduk.
Bagaimana tidak, persiapan untuk menerima hari lebaran sudah dilakukan jauh hari sebelumnya. Fisik, mental, tenaga, pikiran, dana dan waktu sudah tercurahkan habis-habisan dalam "peperangan" tersebut.
Baca Juga : Game Keluarga di Hari Lebaran untuk Mendapatkan Uang Termasuk Judi?
Masalah menang atau kalah, kembali suci atau semakin bertambah dosanya, ikhlas atau setengah hati menjalaninya, menggunakan dana tabungan atau dana utang, bahagia yang tulus atau berpura-pura, semua itu yang sebenarnya tidak ada yang mengetahuinya kecuali hati nuraninya sendiri dan Allah Azza wa jalla.
Banyak fenomena yang menarik dan menjadikan catatan selama bulan Ramadan dan suasana di hari pasca lebaran.
Pertama, ucapan selamat hari raya dalam bahasa Arab,bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Jawa atau bahasa daerah lainnya untuk memohonkan maaf dan khilaf sudah bertebaran lebih awal begitu masuk malam lebaran yang ditandai dengan gema takbir di banyak masjid, musala, surau dan langgar yang saling bersautan.
Sampai lupa bahwa, sebelum melakukan hal itu, semestinya mereka yang berhak menerima permohonan maaf untuk pertama kali dibanding orang lain adalah kedua orang tua, istri/ suami, anak, kakak dan adik dalam keluarga, yang kemudian baru kepada tetangga dan ke orang lain.